CIOMAS – Pasar Laladon yang berdiri dua lantai terlihat kumuh dan menjijikkan, terlebih ditinggal para pedagang. Kondisi itu menambah kesan seperti rumah tanpa penghuni. Pasar Laladon yang dibangun pada 2007 di Desa Laladon, Kecamatan Ciomas ini dibangun sudah lama. Namun ketiadaan para pedagang membuat kios-kios yang berjajar itu jadi rusak dan sangat memprihatinkan.
Salah seorang tokoh pemuda Kecamatan Ciomas, Asef Filan, mengatakan bahwa pasar tersebut sudah lama ditinggalkan para pedagang. Dirinya pun menyayangkan gedung dua lantai tersebut seperti dilupakan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor.
”Saya berharap kepada Pemkab Bogor pasar jangan seperti rumah kosong yang ditinggal penghuni. Pasar ini kan sayang kalau tidak digunakan lagi,” ujarnya.
Menurut salah satu pedagang Pasar Laladon Firman menambahkan, Pasar Laladon, semenjak jadi Terminal Laladon sepi peminat hingga para pedagang pun enggan untuk menempati.
”Infonya peminat para pembeli berkurang, kalau untuk pedagang sih biasa aja. Tapi sayang gedung semegah ini dibiarkan kosong,” ujarnya.
Saat dikonfirmasi, Direktur Utama (Dirut) PD Pasar Tohaga Kabupaten Bogor Romli Eko Wahyudi mengatakan, sejak 2012 pasar tersebut sepi peminat. Namun, Pasar Laladon bukan dioperasionalkan PD Pasar. Penjualan dan penyewaan los dan kiosnya masih dipegang pihak pengembang. ”Jadi kita tidak memiliki kekuatan untuk menggunakan langsung los dan kios yang ada. Jumlah lokal 451, dengan kios 227, losnya 224. Jadi bukannya 30 kios dan los. Jadi yang tidak buka 421, yang rusak berat 23 persen dan rusak ringan 28 persen,” bebernya.
(mul/b/sal/run)