Di balik tewasnya Riky Erlangga (14), siswa yang dibunuh temannya sendiri Muhammad Azkia Bin Oding (16), korban ternyata telah dicekoki minuman keras (miras) sampai-sampai Riky tak berani pulang. Berhari-hari, warga Kampung Cipicung Dua, RT 01/02 Desa Cibening, Pamijahan itu dicari keluarga sebelum akhirnya ditemukan tewas mengenaskan.
Orang tua korban, Nur Hasanah, mengaku tak sanggup melihat jasad anaknya. Di mata keluarga, Elang sosok yang penurut. Anak kedua dari tiga bersaudara itu juga masih sering manja dengan orang tuanya.
“Dia anaknya manja. Kalau motornya hilang, pasti Elang pulang. Tapi kenapa dia akhirnya dibunuh,” sesal Nur.
Nur pun masih ingat saat-saat terakhir bersama putranya. Pagi itu, Elang masih sempat bercanda dengan adiknya yang paling kecil. Bahkan, keduanya terlihat cukup akrab sambil makan seblak yang dibelinya di warung tetangga.
Melihat kecerian kedua anak, hati sang ibu terasa tentram. Namun, saat menatap mukanya terlihat ada yang suatu keanehan.
“Hari itu terakhirnya kalinya Elang bermain sama adik tercintanya,” kata Nur sambil mencengkram pas foto Elang.
Dari keterangan saksi, sebelum tewas Elang main ke daerah Cibening. Sampai di pertigaan, motornya kehabisan bensin hingga ban motornya kempes. Ketika mendorong motor, ia bertemu dengan dua orang yang baru dikenal. Yakni pelaku Muhammad Azkia Bin Oding (16) warga Kampung Bojonglimus, RT 02/06, Desa Cibening hingga akrab dan mengajaknya minum-minuman beralkohol. “Malahan bensinya belum dibayar, baru dibayar kali ini,” katanya.
Usai berbincang-bincang dengan kedua temannya yang baru dikenal, mereka bertiga mabuk tak sadarkan diri. Kondisi tubuh yang sudah sempoyongan akhirnya membuat Elang memilih bermalam di Kampung Sinarpala, tempat salah satu temannya pelaku. Tidak hanya menginap, Elang juga dikasih makan dan dipinjamkan celana. Ketika hendak pulang ke rumah, pelaku minta diantarkan ke rumah kakaknya dengan alasan mau minta uang jajan. “Sejak itu tidak ada kabar lagi, sampai akhirnya Elang ditemukan di sebuah parit dengan kondisi tak bernyawa,” kenangnya sambil menyeka air matanya.
(ads/c/feb/dit)