METROPOLITAN – Tenda biru terpasang di rumah bercat putih di Gang Gurame, RT 04/14, Kelurahan Kebonpedes, Kecamatan Tanahsareal. Sejumlah orang tengah melayat di rumah Herman Supriadi, korban tertabrak kereta. Isak tangis keluarga pun pecah saat empat orang yang didampingi pihak kepolisian datang membawa jenazah korban.
Herman Supriadi siang itu tengah membawa motor Honda Tiger dengan nomor polisi F 6079 BE. Ia menerobos palang pintu kereta yang saat itu ada dua kereta yang melintas. Setelah kereta pertama usai melintas, menurut sejumlah saksi, Herman memacu motornya. Namun nahas saat melintasi rel, motor dan tubuhnya terhantam kereta. Ia pun terseret sejauh 100 meter.
“Herman Supriadi adalah anak pertama dari tiga bersaudara. Almarhum tulang punggung keluarga. Kakak saya itu meninggalkan satu orang anak berumur empat tahun. Kinan nama anaknya. Istrinya, Yuli,’’ ujar Tita Puspita (28), adik korban saat ditemui di rumahnya.
Tita mengatakan, sebelum kejadian, Herman Supriadi menginap di rumah orang tuanya di Gang Gurame, RT 04/14. Almarhum datang pada pukul 22:00 WIB. Ia menginap lantaran dipindah ke Lawanggintung. “Dia berangkat dari sini jam delapan pagi. Karena biasanya dia kalau berangkat kerja suka jalan kaki. Karena dipindah, dia bawa motor sekalian jemput temannya,’’ kata Tita.
Menurut Tita, Herman Supriadi dikenal baik di lingkungan keluarga. Sebelum berangkat, Herman juga selalu mencium kening ibunya. “Kakak saya itu orang baik. Saat mendegar kabar kecelakaan, saya langsung kaget. Dia berangkatnya dari rumah orang tua, karena ia tinggal di Neglasari, Kelurahan Ciparigi,’’ sambung Tita.
Salah seorang saksi, Randi (30), mengatakan bahwa saat kejadian kondisi di pintu kereta api, volume kendaraan sedang padat merayap dan palang pintu mulai turun karena kereta api akan melintas dari dua arah. “Namun korban sebelumnya sudah diperingatkan oleh salah seorang warga yang biasa membantu mengatur arus lalu lintas,’’ kata Randi saat ditemui di lokasi.
Randi menambahkan, korban mengabaikan peringatan dan tetap menerobos palang pintu yang belum terbuka. Kereta pertama yang melintas dari jurusan Jakarta-Bogor, waktu itu korban belum menerobos. Kereta kedua jurusan Bogor-Jakarta, lalu ia menerobos dari arah Jalan Pondokrumput-Bubulak mengarah Air Mancur. “Korban seketika tertabrak serta terseret kereta api sepanjang kurang lebih 100 meter, dengan mengenaskan,” ujar Randi.
Sementara itu, Humas PT Kereta Api Daerah Operasi (Daop) 01 Jakarta, Edy Kuswoyo, mengatakan bahwa kejadian itu sudah ditangani pihak kecamatan dan kelurahan. Selanjutnya pihak kecamatan berkoordinasi dengan Kapolsek Tanahsareal. “Dari pihak kelurahan langsung menghubungi keluarga korban yang merupakan warga Pondokrumput,’’ tutur Edy Kuswono.
Edy Kuswono mengatakan, saat ini kejadian sudah ditangani Polsek Tanahsareal dan personel registrasi dan identifikasi Polresta Bogor Kota untuk penyelidikan lebih lanjut. “Pada pukul 09:42 WIB, selanjutnya korban dibawa menggunakan ambulans RS Bhayangkara mengarah ke forensik RSUD Kota Bogor untuk dilakukan visum,” tandas Edy. (mul/c/mam/run)