CILEUNGSI – Pembangunan Jalan Tol Cimanggis-Cibitung yang saat ini sedang digarap PT Waskita Toll Road diduga membawa dampak buruk bagi lingkungan. Sebab, sebagian bahan material yang digunakan untuk mengurug proyek itu adalah limbah.
Saat ini jutaan kubik limbah yang bersumber dari tempat pembuangan sampah ilegal sudah digunakan perusahaan pelat merah itu untuk mengurug jalan tol di Desa Limusnunggal, Kecamatan Cileungsi. Pantauan di lapangan, sampah tersebut sengaja dijadikan bahan urugan untuk mengurangi cost sebab jauh lebih murah jika dibandingkan tanah merah.
Akibat ulah kontraktor nakal itu sudah dipastikan bahwa air tanah akan tercemar, sehingga berpotensi membunuh makhluk hidup di kemudian hari dan tidak menutup kemungkinan manusia akan menanggung akibatnya.
Pemerhati Kebijakan dan Layanan Publik (PKLP), Maraja Manalu, menyoroti masalah ini. Dia mengaku geram sebab kontraktor itu tergolong nekat. Kualitas air di Cileungsi nantinya akan semakin buruk karena banyaknya sampah plastik yang mengandung bahan kimia, seperti styrene trimer, bisphenol A dan lain sebagainya dikubur, di mana akhirnya akan meracuni air yang biasanya dijadikan warga sebagai air minum atau mandi dalam kehidupan sehari-hari,” katanya.
Maraja mengaku pernah menegur pihak Waskita agar sampah yang dikuburnya itu dibongkar dan dipindahkan ke tempat penampungan sampah milik pemerintah. Menurut dia, teguran yang disampaikan itu diabaikan karena penggunaan sampah sebagai bahan material urugan terus berlanjut. ”Ada indikasi korupsi dalam proyek pembangunan Jalan Tol Cimanggis-Cibitung. Sebab, penggunaan sampah sebagai bahan material urugan pasti tidak sesuai spek sehingga kehadiran aparat penegak hukum diperlukan,” pintanya.(gi/c/els/py)