METROPOLITAN – Delapan bulan sudah kasus pembunuhan Andriana Yubella Noven Cahya Rezki alias Noven belum juga diungkap kepolisian. Mengantongi enam barang bukti dan 30 lebih keterangan saksi, rupanya masih membuat pihak berwenang ini kesulitan dan belum berhasil memecahkan misteri pembunuhan siswi cantik kelas III SMK Baranangsiang Kota Bogor itu.
Hilangnya sidik jari pada sejumlah barang bukti hingga buruknya kualitas rekaman CCTV, menjadi alasan yang kerap kali dilontarkan petugas.
Bahkan, kasus pembunuhan yang terjadi di sebuah gang kecil belakang Masjid Raya Bogor, Kelurahan Baranangsiang, Kecamatan Bogor Timur, Kota Bogor, pada Selasa (08/1) hingga kini masih masih dinanti perkembangannya oleh masyarakat.
Menanggapi hal tersebut, Kapolresta Bogor Kota, Kombes Pol Hendri Fiuser, mengatakan, jajarannya langsung tancap gas mendalami kembali kasus pembunuhan Noven. Memeriksa kembali berkas, keterangan saksi, barang bukti, Tempat Kejadian Perkara (TKP) hingga menganalisis hasil pemeriksaan secara komprehensif adalah sejumlah langkah yang diambil jajarannya.
“Kami terus berusaha dan berupaya secepat mungkin memecahkan kasus pembunuhan ini. Bahkan, kasat reskrim kami yang baru terus menganalisis semua berkasnya,” kata Hendri.
Pasca melakukan kajian dan analisis secara mendalam bersama jajarannya, sambung Hendri, ia menemukan secercah titik terang dari kasus pembunuhan Noven. Ia optimis, jika temuannya ini dapat membawa angin segar dalam pengungkapan kasus pembunuhan tersebut.
“Setelah kami analisis semuanya secara detail, kemudian ada satu jalan yang belum kami lakukan dan ternyata itu jawabannya. Untuk rinciannya saya belum bisa ungkapkan disini, karna masih kita dalami,” kilahnya.
Titik terang yang dimaksud Hendri, sama sekali tidak ada kaitannya dengan penambahan alat bukti maupun saksi. “Intinya gini. Dari semua hal yang sudah dan telah kami coba, ada satu yang belum kami lakukan. Dan ini sepertinya ada cahaya ditempat gelap. Tidak ada penambahan alat bukti, hanya langkah teknis yang belum kami lakukan sebelumnya, tapi ini menjadi titik terangnya,” bebernya.
Meski tidak bisa menjelaskan secara gambalang lantaran masih dalam penyelidikan, Hendri berkomitmen akan berusaha semaksimal mungkin untuk menguak kasus ini. Ia mengaku, alat canggih milik Federal Bureau of Investigation (FBI), yang digadang mampu mengenali raut wajah seseorang dari hasil rekaman CCTV, juga belum mampu untuk mengenali dan membongkar pelaku pembunuh mendiang Noven.
“Kita semua sedang berupaya karna ini tanggungjawab moral. Karna kami harus bisa memberikan kepercayaan kepada masyarakat bahwa kita bisa ungkap pelaku. Kita tentu ingin kasus Noven ini segera bisa terungkap. Saya baru berani ngomong sekarang karna baru ada titik terang, FBI juga tidak bisa mengurai rekaman CCTV, karna kualitas resolusi kameranya rendah,” jelasnya.
Sementara itu, ribuan warganet yang merasa kecewa dengan lambatnya kinerja pihak kepolisian, membanjiri kolom komentar akun facebook pribadi milik mendiang Noven. Tak jarang, warganet yang geram memberikan kritikan pedas kepada pihak kepolisian. “Bikin kecewa aja nih pak polisi masa bisa dikadalin sama bocah sih..si bocah taik itu msh saja bebas dan mentertawakan kegagalan pak polisi dalam menangkapnya,” tulis akun bernama Rentina Yuwono. (ogi/c/yok)