METROPOLITAN – Sebanyak 200 pegawai Yogya Bogor Junction mengikuti swab test, kemarin. Itu dilakukan setelah adanya pengumuman satu orang pegawai atau Sales Promotion Girl (SPG) brand pakaian anak yang terkonfirmasi positif Covid-19. Swab test yang digelar di lantai empat Yogya Bogor Junction itu ditangani langsung Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor.
”Total ada 200 karyawan yang mengikuti swab test. Ini merupakan protokol yang harus dijalankan sesuai arahan dari Gugus Tugas,” kata Manajer Area Yogya Bogor-Jakarta, Endang Yudi, kepada Metropolitan, kemarin.
Selain digelarnya swab test, seluruh area Bogor Junction juga disemprot menggunakan disinfektan secara menyeluruh. ”Kami penyemprotan disinfektan dua kali sehari, yaitu pagi hari sebelum buka dan malam hari setelah tutup,” ungkap Yudi.
Yudi juga meminta para pengunjung yang sempat berbelanja atau merasa melakukan kontak dengan SPG terkonfirmasi positif agar segera melapor ke Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Kota Bogor. Sebab, berdasarkan catatan pihaknya, sejak dibuka pada Senin (22/6), dalam sehari pengunjung yang datang ke Bogor Junction bisa mencapai 2.500 orang.
Hal senada diungkapkan Wakil Wali Kota Bogor Dedie Rachim. Ia meminta seluruh warga yang pernah berbelanja di Bogor Junction periode Kamis (25/6-9/7) agar memeriksakan diri. ”Jadi untuk pemetaan kami harap warga langsung memeriksakan diri dan melapor ke GTPP Covid-19 Kota Bogor,” pinta Dedie.
Nantinya para pengunjung akan diminta mengikuti rapid test dan swab test jika menunjukkan gejala. ”Ini sangat penting karena Bogor Junction ini kan sempat buka selama PSBB, meski hanya sektor toko swalayan saja,” ujarnya.
Di sisi lain, buntut salah satu pegawai Yogya Bogor Junction terkonfirmasi positif corona membuat Wali Kota Bogor Bima Arya bertindak tegas. Bogor Junction ditutup selama tiga hari hingga Rabu (15/7). Itu dilakukan untuk mencegah kekhawatiran adanya penambahan kasus jika terus beroperasi. ”Ditutup sampai ada hasil swab-nya lagi. Kita nggak mau main-main. Walaupun cuma satu (yang positif, red), kita harus pastikan yang lain kondisinya seperti apa,” kata Bima.
Terpisah, bukan hanya para pegawai Yogya Bogor Junction yang menjalani pemeriksaan corona. Sebanyak 70 orang berstatus Orang Dalam Pemantauan (ODP) yang merupakan hasil tracing dari klaster Terminal Baranangsiang ikut menjalani swab test di kantor Dinkes, kemarin.
Ketua GTPP Covid-19 Kota Bogor Dedie Rachim mengungkapkan dengan adanya kasus terkonfirmasi positif di Terminal Baranangsiang menunjukkan bahwa transportasi publik masih menjadi ancaman penyebaran Covid-19. ”Hal ini mengonfirmasi bahwa potensi penyebaran Covid-19 dari transportasi publik masih menjadi ancaman bila tidak dikendalikan dengan serius,” kata Dedie.
Lebih lanjut, orang nomor dua di Kota Bogor itu juga mengungkapkan meski tujuh orang yang terdiri dari penumpang dan awak bus itu sudah terkonfirmasi positif, Tim GTPP Covid-19 Kota Bogor masih belum mau mengeluarkan rekomendasi untuk penutupan atau pemberhentian operasional Terminal Baranangsiang. ”Urusan transportasi publik seperti ini merupakan tanggung jawab bersama dari beberapa pemangku kepentingan,” ujarnya.
”Sistem aglomerasi perhubungan, baik kereta, bus dan angkutan umum lain sejak awal pandemi, sudah menjadi perhatian pemerintah daerah agar diberi perhatian khusus untuk mengurangi tingkat risiko,” pungkasnya.
Sekadar diketahui, berdasarkan hasil swab test yang digelar di Terminal Baranangsiang pada Jumat (10/7) silam, menghasilkan tujuh orang terkonfirmasi positif dari 114 spesimen. Namun berdasarkan data pribadi, pasien terkonfirmasi positif hanya tiga orang saja yang ber-KTP Kota Bogor dan sisanya merupakan warga luar Kota Bogor. (dil/c/rez/run)