METROPOLITAN – Bisnis wisata sangat terdampak cukup signifikan dengan adanya pandemi virus corona. Tak terkecuali tempat rekreasi dan konservasi satwa, Taman Safari Indonesia (TSI).
Direktur TSI, Tony Sumampau, mengatakan, selama pandemi TSI tidak memiliki pemasukan sama sekali. Beban begitu berat terasa ketika pengelola harus menggaji ribuan karyawan, belum lagi mereka harus memberi makan dan perawatan kepada hewan yang pengeluarannya Rp7,5 miliar setiap bulannya.
”Tidak ada pemasukan sama sekali, untuk biaya pakan diambil dari uang tabungan cadangan,” ungkap Tony. Sejak April hingga Juni boleh dikatakan menjadi masa kritis bagi hewan-hewan di TSI. Beruntung, masyarakat berswadaya menyumbang pakan untuk hewan tersebut. Sejumlah donasi pakan dari luar negeri juga berdatangan.(bis/mam/py)