Satu per satu pelayat meninggalkan area pemakaman di Taman Makam Pahlawan (TMP) Pondokrajeg, Kamis (24/9). Namun, tidak dengan Bupati Bogor Ade Yasin dan kedua anaknya, Nadia dan Naufal. Mereka masih berada di depan gundukan tanah yang masih basah. Semua hening, memandang makam almarhum sang papa yang kini sudah berpulang.
ADE Yasin tampak tegar selama proses pemakaman berlangsung. Begitu juga dengan anak-anaknya. Ia sadar bahwa sang suami yang telah divonis kanker paru-paru stadium empat sejak 2018 itu telah dipanggil Allah Taala. “InshaAllah,kami (Istrimu, Nadia dan Naufal-red) ikhlas menerima ketetapan ini,” begitulah isi curahan hati Ade Yasin melalui feed Instagram pribadinya @ademunawarohyasin.
Menurutnya, sang suamilah yang selama ini telah mendidik keluarganya menjadi manusia yang kuat menghadapi cobaan. Ibu dua anak itu pun bersyukur karena masih bisa mendampingi suami tercinta di sisa embusan napas terakhir. “Kita memeluk papa lalu menuntunmu (almarhum mengucapkan Lailaaha illallah (syahadat-red),” tulis Ade masih di laman Instagram.
Ade Yasin memang tak banyak bicara. Sejak di rumah duka hingga jenazah almarhum disemayamkan, ia memilih diam. Namun, jauh di lubuk hatinya, ia berterima kasih atas perhatian seluruh masyarakat Kabupaten Bogor.
Hal itu Ade sampaikan secara tertulis lewat media sosial (medsos) Instagram-nya dan juga Facebook. “Teruntuk seluruh masyarakat Kabupaten Bogor, saya ucapkan terimakasih atas segala perhatiannya. Tak lupa saya meminta Do’a semoga Almarhum Husnul Khotimah, diampuni segala kekhilafannya serta diterima Iman Islamnya,” kata Ade Yasin.
Sejak kondisi suaminya, Yanwar, mulai menurun pada Rabu (23/9) pukul 23:00 WIB, Ade Yasin selalu berada di samping suami tercintanya itu. “Ibu Bupati selalu mendampingi dan membimbing melantunkan syahadat. Kita juga semua berdoa, mengaji. Betul-betul Bu Ade mendampingi suaminya saat itu,” tutur kerabat yang juga adik ipar Yanwar, Zaenul Mutaqin.
Ia menambahkan, saat itu kedua anak Ade Yasin juga berada di dekat sang ayah. Saat Yanwar akan dibawa ke RSUD Ciawi, Ade Yasin juga tak pernah jauh dari sang suami. Ketika berada di rumah sakit, Ade Yasin terus mendampingi dan membantu melantunkan syahadat.
Hingga akhirnya pukul 01:40 WIB, Yanwar mengembuskan napas terakhirnya dan dinyatakan meninggal dunia. Zaenul mengungkapkan Yanwar merupakan sosok yang sangat santun dan mengayomi. “Beliau orangnya humble, menyapa ke siapa pun. Dan sebagai seorang polisi, sebagai seorang suami bupati, sangat mengayom,” ungkapnya.
Sebelum meninggal, Yanwar sempat mengucapkan permintaan terakhirnya kepada sang istri. Zaenul menceritakan bahwa Yanwar sempat menjalani perawatan di RS Siloam Bogor. Lalu pada Rabu (23/9) pukul 14:00 WIB, Yanwar dan keluarga memutuskan keluar dari rumah sakit dan beristirahat di rumah.
“Sampai ke rumah ternyata ada permintaan beliau untuk sang istri. Beliau ingin istirahat di salah satu vila, ingin menenangkan diri dan ingin ada suasana berbeda. Lalu berangkatlah ke Pullman Gadog,” kata Zaenul.
Saat keluar dari RS Siloam sebenarnya kondisi kesehatan Yanwar sudah menurun. Namun pihak rumah sakit menyerahkan kepada keluarga dan akhirnya memutuskan pulang ke rumah. Sekitar pukul 23:00 WIB, kondisi Yanwar ternyata semakin menurun. “Pukul 23:45 WIB sudah makin drop dan pernapasan dibantu oksigen,’ tutur Zaenul.
Pada Kamis (24/9) sekitar pukul 00:30 WIB, datang tim medis dan tak lama Yanwar dibawa ke RSUD Ciawi. Sempat diambil tindakan medis, namun takdir berkata lain.
Pukul 01:40 WIB, Yanwar mengembuskan napas terakhirnya dan dinyatakan meninggal dunia. Ia sendiri mengaku sempat mendapatkan firasat aneh sesaat sebelum kepergian Yanwar Permadi. Di hari tepat mendiang berpulang, pria yang akrab disapa ZM itu merasa gelisah dan sempat terjaga dari tidurnya selama beberapa jam.
Ia tak menyangka kegelisahannya tersebut merupakan sebuah pertanda akan kehilangan sosok mendiang yang merupakan sosok panutan baginya. ”Saya sempat gelisah dan tidak bisa tidur. Biasanya saya jam sebelas malam itu sudah tidur. Tapi malam tadi saya sulit tidur dan gelisah,” ucapnya.
Menurut Zaenul, kondisi kesehatan Yanwar telah menurun sejak 2018. “Setelah pilkada 2018, satu minggu setelah pengumuman menang, beliau jatuh sakit. Sempat lakukan pengobatan ke China dan membaik. Setelah pulang ke sini, kembali sakit,” terang Zaenul.
Saat disemayamkan di TMP Pondokrakeg, isak tangis keluarga dan kerabat mengiringi prosesi pemakaman yang dilakukan secara dinas kepolisian. Keluarga, pejabat hingga masyarakat ikut menghantarkan almarhum ke peristirahatan terakhirnya. Untuk menghormati kepergian mendiang H Yanwar Permadi, bendera Merah Putih di TMP Pondokrajeg pun dikibarkan setengah tiang.
“Kami atas nama keluarga menghaturkan permohonan maaf yang sedalam-dalamnya dan mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua yang sudah hadir. Semoga amal ibadah mendiang diterima dan ditempatkan di sisi terbaik-Nya,” pungkasnya. (ogi/d/fin/run)