Tingginya jumlah pasien positif di Kabupaten Bogor, rupanya membuat Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor berpikir keras untuk menambah ruangan pasien yang terkonfirmasi positif Covid-19. Melalui Dinas Kesehatan (Dinkes), pemkot berencana menjalin kerja sama dengan Batalyon Kesehatan Kostrad Cilodong Depok untuk memanfaatkan ruang penanganan pasien Covid-19 di Kabupaten Bogor.
KEPALA Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kabupaten Bogor, Dedi Syarif, mengatakan, kapasitas ruangan yang dimiliki Batalyon Kesehatan Kostrad Cilodong Depok berjumlah 300 bed. Pihaknya mengaku sudah melakukan kunjungan ke Batalyon Kesehatan Kostrad Cilodong Depok. Alhasil, ruangan tersebut dinilai cocok untuk menampung para pasien covid-19, jika sewaktu-waktu rumah sakit rujukan penuh.
Meski begitu, pihaknya belum bisa memastikan dari 300 bed yang ada berapa bed jatah untuk Kabupaten Bogor. ”Kami belum bisa pastikan apakah 300 bed ini hanya untuk Kabupaten Bogor atau seperti apa. Karena kabarnya Depok, Kota Bogor dan Bekasi juga berencana menjalin kerja sama dengan pihak Kostrad Cilodong,” katanya, Rabu (20/1).
Selain itu, pihaknya juga meminta 29 rumah sakit rujukan menambah ruangan khusus penanganan pasien Covid-19. ”Kami sudah menggelar rapat dengan pihak-pihak terkait, termasuk rumah sakit rujukan, agar berkenan menambah ruangan khusus penanganan pasien Covid-19 untuk menambah daya tampung ruangan kita,” paparnya.
Informasi terakhir, jumlah ketersediaan ruang khusus penanganan pasien Covid-19 di sejumlah rumah sakit rujukan mulai menipis. Terhitung, pekan pertama Januari ini dari 970 ruang khusus penanganan pasien Covid-19, sebanyak 91,3 persen di antaranya terisi penuh.
Sementara itu, Kepala Bagian (Kabag) Kerja Sama Pemkab Bogor, Budi Cahyadi Wiryadi, mengatakan, Dinkes sedang mengkaji dan mematangkan konsep perjanjian antara Pemkab Bogor dengan pihak Batalyon Kesehatan Kostrad Cilodong Depok terkait pemanfaatan ruang untuk pasien Covid-19. Sampai saat ini, pihaknya masih menunggu tindak lanjut rencana kerja sama tersebut. ”Mungkin sedang dimatangkan konsepnya seperti apa. Tapi sejauh ini kami belum menerima surat permohonan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor soal ini,” tutupnya. (ogi/b/mam/ py)