METROPOLITAN – Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Makarim, menyebutkan baru 15 persen dari total sekolah se-Indonesia yang sudah menggelar Pembelajaran Tatap Muka (PTM). Ini diketahui melalui riset dan survei yang dilakukan Kemendikbud kepada satuan pendidikan di berbagai daerah terkait penyelenggaraan PTM. “Yang melaksanakan PTM sampai saat ini baru 15 persen daripada satuan pendidikan kita,” kata Nadiem.
Di mana untuk jenjang SMA baru 19 persen yang melangsungkan PTM dan 81 persen masih Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Lalu, SMK 17,5 persen PTM dan 82,5 persen PJJ. Sementara untuk SLB 7 persennya PTM dan 93 persen PJJ. Kemudian pada jenjang SMP 19,8 persen menerapkan PTM dan 80,2 persen PJJ. “Kita melihat bahwa mayoritas di SD itu 13,5 persen yang tatap muka,” imbuhnya.
Adapun kota-kota besar yang menjadi mayoritas klaster Covid-19, seperti DKI Jakarta hingga Palembang, mayoritas masih menerapkan PJJ. Kisaran 1 sampai 6 persen yang melaksanakan PTM. “Di kota-kota besar di mana situ adalah klaster pandemi yang paling memprihatinkan, contoh di Jakarta melakukan PTM itu hanya 1 persen, Surabaya 3 persen, Bandung 3 persen, Medan 6 persen dan Palembang 5 persen,” ujarnya.
Jadi, pemerintah daerah sebagai pengambil keputusan betul-betul mencari jalan terbaik untuk mengantisipasi risiko daripada penyebaran Covid-19 dengan tidak tergesa-gesa melakukan PTM.
“Kita memberikan otoritas, tapi tingkat kemauan masih cukup rendah. Apalagi daerah besar, di mana potensi penyebarannya lebih tinggi dan populasinya lebih tinggi. Kita tahu bahwa kecepatan melakukan pembukaan tatap muka itu sangat pelan. Setiap pemda itu bereaksi sesuai risiko masing-masing daerahnya,” tandasnya. (jp/rez/py)