METROPOLITAN – Kabar bahagia datang untuk warga Kabupaten Bogor di tengah kondisi pandemi Covid-19. Angka keterisian ruang khusus penanganan pasien positif corona di sejumlah rumah sakit rujukan secara bertahap mengalami penurunan.
Jika pada awal Januari kemarin angka keterisian ruang khusus penanganan pasien Covid-19 di sejumlah rumah sakit rujukan mencapai 91,3 persen, kali ini jumlah tersebut mengalami penurunan.
Juru Bicara Satgas Covid-19 Kabupaten Bogor Irwan Purnawan mengatakan, berdasarkan data yang ada pada pihaknya, saat ini jumlah angka keterisian ruang khusus penanganan pasien Covid-19 di 29 rumah sakit rujukan mencapai 87,97 persen. ”Dari 1.230 ruang khusus penanganan pasien Covid-19 sudah terisi 1.082 pasien. Artinya yang terisi sekitar 87,97 persen dari total keseluruhan,” katanya, Minggu (24/1).
Jumlah tersebut belum termasuk ruang isolasi pada Instalasi Gawat Darurat (IGD) dan Instalasi Intensive Care Unit (ICU). Untuk ruang isolasi IGD, dari 118 ruangan yang tersebar di 29 rumah sakit rujukan Covid-19, 105 di antaranya sudah terisi pasien Covid-19. ”Kalau untuk ruang isolasi ICU sudah terisi 73 pasien dari 78 ruangan yang tersedia di 29 rumah sakit rujukan,” ujarnya.
Sebelumnya diberitakan, Penyebaran Covid-19 di Kabupaten Bogor terbilang cukup mengkhawatirkan. Terbukti, tren penambahan pasien positif saat ini mencapai 88 sampai 90 kasus per harinya. Imbasnya, keterisian ruang isolasi untuk pasien positif Covid-19 di rumah sakit rujukan Kabupaten Bogor menipis.
Menginisiasi persoalan itu, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bogor mewacanakan bakal memulangkan pasien positif Covid-19 yang tengah menjalani perawatan di rumah sakit lebih cepat dari biasanya. Hal itu diungkapkan Sekretaris Dinkes Kabupaten Bogor, dr Achmad Zaenudin.
Ia menyebut Dinkes berencana menerapkan strategi baru untuk menekan angka keterisian ruang khusus penanganan Covid-19 di sejumlah rumah sakit rujukan. Strateginya yakni dengan memulangkan pasien positif lebih cepat dari biasanya.
Sebab, berdasarkan hasil penemuan dari para ahli, saat ini pasien positif Covid-19 bisa dipulangkan lebih cepat dari biasanya. Mengingat para ahli mulai mengemukakan adakalanya virus corona pada seorang pasien mengalami pelemahan. Sehingga mustahil bagi virus tersebut menularkan kepada orang lain.
”Ada penemuan baru dari dokter spesialis paru-paru. Jadi ada masa di mana Covid-19 pada seseorang ini melemah, sehingga virus ini tidak bisa menularkan pada seseorang. Nah, pada saat itu pasien positif Covid-19 bisa kita pulangkan dan direkomendasikan untuk istirahat di rumah,” katanya, kemarin.
Pada kondisi tersebut, sambungnya, pasien positif Covid-19 bisa dipulangkan. Hal itu tentunya merupakan kabar baik. Sebab, salah satu faktor penuhnya ruang khusus penanganan pasien Covid-19 di rumah sakit rujukan lantaran pihaknya mesti menunggu hasil swab test pasien sebanyak tiga kali negatif.
”Jadi pada saat pasien positif Covid-19 ini sudah menunjukkan grade tidak dapat menularkan dan dalam kondisi sehat, pasien tersebut walaupun positif Covid-19 sudah bisa dipulangkan. Tapi tetap kami harus melakukan kajian mendalam lagi soal ini,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua DPRD Kabupaten Bogor Rudy Susmanto, yang juga mantan pasien positif Covid-19 itu, mengaku sempat mendengar kabar tersebut. ”Saya sudah mendengar kabar ini. Memang ada penelitian terbaru soal ini, karena waktu saya positif dulu, saya sempat mendengar kabar ini walaupun tidak mengalaminya,” katanya.
Untuk mencapai standar nilai kesehatan yang sudah ditetapkan tersebut, pasien harus mendapatkan asupan gizi yang baik untuk menstimulus imunitas tubuh. ”Asupan gizi, pola makan, pola hidup sehat, semuanya harus teratur,” tuturnya.
Penelitian ini tentu sangat berguna untuk menekan angka keterisian ruang isolasi penanganan Covid-19 di rumah sakit rujukan. Mengingat pada awal kasus Covid-19, pasien harus menjalani swab test sebanyak tiga kali dengan hasil negatif, sebelum akhirnya diperbolehkan pulang.
”Tentu ini sangat membantu, karena yang membuat ruang isolasi pasien Covid-19 penuh, karena mereka harus melakukan swab test sebanyak tiga sampai empat kali dengan hasil negatif. Dengan adanya penelitian ini, tentu proses perawatan akan lebih cepat,” tutupnya. (ogi/c/rez/run)