Oleh:
HAZAIRIN SITEPU
Berita duka itu datang seusai salat magrib di Rabu petang. ”Pak Alfian meninggal Pak,” tulis GM Bisnis Radar Bogor Nichrawati AS dalam pesan WA-nya kepada saya.
Setelah itu, para GM pun ramai menulis ucapan dukacita di grup WA internal. Lalu berita duka itu pun sambung-menyambung ke beberapa grup WA.
Empat hari yang lalu saya memang diberi tau Rawin Surwintono, manager personalia Radar Bogor, bahwa Pak Alfian sedang dirawat di rumah sakit akibat Covid-19.
Menurut Rawin, kondisi kesehatan Pak Alfian sudah parah. ”Sudah pake alat bantu pernafasan,” katanya.Tetapi sangat sulit bagi saya, juga yang lain, untuk menjenguknya.
Alfian Mujani. Saya memanggilnya Pak Alfian. Sudah sangat lama berteman baik. Sejak dia menjadi redaktur pelaksana (Redpel) Jawa Pos di Jakarta dan saya Redpel Harian Fajar di Makassar.
Pak Alfian adalah salah satu pendiri Radar Bogor. Bersama beberapa teman, atas izin Pak Dahlan Iskan, harian ini didirikan pada 2 November 1998. Usia Radar Bogor saat ini 22 tahun.
Saya cukup lama bekerja dengan Pak Alfian. Ketika dia menjadi komisaris Radar Bogor, saya menjadi direktur. Memiliki banyak ide dan selalu optimis atas ide-idenya itu. Tetapi dia kemudian memutuskan keluar dari Radar Bogor dan membuat perusahaan penerbitan koran sendiri. Terakhir ini dia bekerja di sebuah perusahaan besar di Sentul. Dan Pak Alfian menjadi orang penting di perusahaan itu.
Innaalillaahi wainnaa ilaihi raaji’uun. Semoga Allah mengampuni segala khilaf dan salah mu, dan memasukkan mu ke dalam surgaNya.
Selamat jalan Pak Alfian.