METROPOLITAN – Bagi sebagian warga Bogor, musim hujan selalu menjadi momok menakutkan. Sebab, bencana alam kerap mengintai masyarakat. Dari catatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bogor, tak kurang sebelas bencana terjadi di awal 2021. Delapan dari sebelas bencana yang terjadi didominasi tanah longsor.
Kepala BPBD Kota Bogor, Priyatnasyamsah, menjelaskan, ketiga peristiwa tanah longsor itu terjadi di Kecamatan Bogor Utara, Kecamatan Bogor Timur dan Kecamatan Bogor Barat. Berdasarkan data BPBD Kota Bogor, ketiga kecamatan itu tergolong rawan longsor.
“Memang longsor paling banyak terjadi. Dari sebelas kejadian, tiga di antaranya kejadian tanah longsor. Kecamatan Bogor Utara, Bogor Timur dan Bogor Barat memang termasuk daerah rawan longsor. Bogor Utara dan Bogor Timur juga rawan banjir lintasan,” beber Priyatna, sapaannya.
Ia melanjutkan, tanah longsor yang terjadi disebabkan hal yang berbeda. Di Bogor Utara, tanah longsor terjadi karena curah hujan dan pengikisan tanah. Akibatnya, tembok rumah milik warga jebol tertimpa material longsoran. “Kejadian itu berdampak pada tembok di bagian dapur dan kamar mandi di rumah Bapak Sarijo yang dihuni lima jiwa, jebol tertimpa material longsoran,” jelasnya.
Selain itu, sambung dia, tanah longsor di Bogor Timur disebabkan terkikisnya pondasi oleh aliran air yang berada di bawah Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Bening. Sementara di Bogor Barat, tanah longsor mengancam rumah milik warga yang berada di pinggir aliran Kali Cibanen.
“Kejadian itu disebabkan curah hujan dengan intensitas tinggi, sehingga dampaknya mengancam rumah tersebut. Tapi beruntung tidak ada korban luka maupun korban jiwa,” kata Priyatna.
Sementara delapan kejadian lainnya, sambung Priyatna, antara lain dua kejadian kebakaran di Kecamatan Tanahsareal, dua tembok ambruk di Bogor Utara dan Bogor Tengah, satu kejadian tanah ambles di Bogor Barat, satu pohon tumbang di Bogor Barat serta dinding rumah ambruk di Tanahsareal.
“Kami juga sempat melakukan penyelamatan terhadap Bapak Agustinus Woro yang melakukan aksi demo tunggal dengan menaiki atap bangunan milik Dinas Sosial (Dinsos) Kota Bogor serta membakar dua kendaraan roda dua,” ungkapnya.
Terkait longsor di Kota Bogor, Kepala Stasiun BMKG Citeko Bogor, Asep Firman Ilahi, mengatakan, intensitas hujan yang tinggi serta akumulasi hujan pada hari sebelumnya bisa menjadi penyebab tanah longsor. “Hujan sangat lebat yang terjadi sebelumnya bisa memicu longsor. Bisa kapan saja dan di mana saja,” ungkapnya.
Selain itu, lanjut Asep, kawasan di Kota Bogor sendiri rawan terjadi genangan, walau hujan dalam durasi singkat, dengan intensitas sedang hingga lebat. Untuk itu, ia mengimbau masyarakat menghindari berlindung di bawah pohon besar. Terutama ketika hujan lebat atau sangat lebat turun untuk menghindari pohon tumbang. Mengingat di Kota Bogor terdapat pohon tua yang rawan tumbang, seperti di Jalan Ahmad Yani, Jalan Pemuda, Jalan Pajajaran dan Jalan Juanda.
“Diharapkan masyarakat menghindari daerah bantaran sungai, tebing dan papan baliho besar. Sebaiknya, kurangi aktivitas di luar apabila tidak penting, selalu berhati-hati memacu kendaraan dan selalu menggunakan pengaman diri,” pungkasnya.(dil/b/mam/py)