Tinggal tak jauh dari pusat pemerintahan Cibinong, rupanya tidak menjamin setiap warganya bisa mendapat jaminan kesehatan yang mudah. Seperti Salma, anak ketiga dari pasangan Mulyadi (43) dan Masriah (41) yang didiagnosa mengidap penyakit cartoid coavernous fistula orbita kanan. Penyakit itu menyebabkan terjadinya benjolan dari kelopak mata sebelah kanan hingga bagian kepalanya.
MASRIAH menceritakan, saat melahirkan Selma Raina Depya, usianya belum genap sembilan bulan, sehingga proses melahirkannya pun dengan cara dicaesar. ”Jadi, pas lahir itu mata kanannya tidak terbuka. Sampai akhirnya empat hari disimpan di inkubator, baru kebuka,” katanya.
Lalu ketika usia Selma menginjak satu tahun, satu benjolan mulai nampak dari atas alis mata bagian kanan hingga ke bagian kepala. Saat itu Selma didiagnosa mengidap Hemangioma Kapilare. Namun dokter tidak menganjurkan diambil tindakan medis, karena sang anak masih terlalu kecil untuk menjalani operasi.
Tahun berganti tahun, keluarga kecil Masriah pindah ke Kampung Pos, RT 05/10, Kelurahan Pakansari, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor, empat tahun lalu. Mulyadi yang bekerja sebagai driver mengalami PHK sejak pandemi Covid-19 menghantam Bumi Tegar Beriman. Tepat 17 Januari 2021, mata kanan Selma semakin memburuk. Mata anak bungsu Mulyadi itu mengalami pembengkakan di bagian matanya.
Pembengkakan itu berawal dari mulai munculnya bintik merah di ujung bola mata Selma. Lalu seluruh mata Selma tiba-tiba berwarna merah. Tak lama matanya lebih mononjol keluar. ”Saat kami bawa ke RS Hermina katanya ada pembuluh darah di bagian belakang mata yang pecah, sehingga mendorong mata Selma dan terjadi pembengkakan,” jelasnya.
Meski sudah mendapat penjelasan dan penanganan awal, Selma tidak bisa mendapatkan perawatan intensif dari RS Hermina lantaran terbatasnya dokter yang menangani. Akhirnya Selma yang baru berusia delapan tahun ini dirujuk ke RS Cipto Mangunkusumo (RSCM).
Namun sesampainya di sana, Selma tidak bisa langsung mendapatkan perawatan karena masih harus melewati masa observasi. ”Berobat ke RSCM sudah dua kali, besok yang ketiga. Kalau di RS Hermina sudah enam kali,” ungkapnya.
Saat ini Mulyadi sendiri mengaku kesulitan biaya untuk berobat sang buah hati. Sebab, ia sudah tidak bekerja dan tidak memiliki pendapatan tetap. Ongkos untuk berobat sang anak sejauh ini ia dapat dari berjualan minyak sayur. ”Ongkos cuma cukup untuk naik kereta, tapi Selma ngeluh terus, capek harus pindah-pindah kan. Ya mau bagaimana lagi,” terangnya.
Saat ditemui Metropolitan, Selma nampak lemah dan lesu. Anak perempuan yang bercita-cita menjadi dokter itu ternyata belum makan selama dua hari. Ia mengaku tidak mau makan tanpa alasan jelas. Namun ia selalu minum jus mangga favoritnya sebagai pengganti nasi. ”Suka jus mangga dan alpukat. Tapi, nggak mau makan,” ujarnya.
Selma pun hanya mengangguk saat diminta tetap tabah dan tersenyum saat Tim Metropolitan pergi meninggalkan rumahnya yang masih mengontrak.(dil/c/mam/py)