METROPOLITAN – Situ Citongtut di Desa Cicadas, Kecamatan Gunungputri, Kabupaten Bogor, bakal dinormalisasi. Pengerukan dilakukan atas kerja sama Kementerian PUPR bersama TNI Komando Daerah Militer III/Siliwangi melalui Kodim 0621/Kabupaten Bogor.
Hal itu disampaikan Pasiter Kodim 0621/Kabupaten Bogor Kapten Inf Andika Fitriadi saat meninjau langsung Situ Citongtut, akhir pekan lalu. “Ini kerja sama kementerian dengan Kodam III Siliwangi, karena perpanjangan tangannya kodim dan koramil, termasuk babinsa. Maka kami nanti yang akan melaksanakan naturalisasi,” ujar Kapten Inf Andika.
Rencananya, tutur Andika, normalisasi dilakukan antara Mei atau Juni 2021. Sebelum realisasi, pihaknya bersama Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (DPSDA) Provinsi Jawa Barat akan melakukan sosialisasi kepada warga untuk menyampaikan aspirasi.
Pasalnya, banyak keramba ikan milik warga yang berada di Situ Citongtut. Ia meminta semua situ yang berada di bawah DPSDA tidak boleh ada kegiatan lain selain untuk fungsinya sebagai penampung air. Ke depan, lanjut Andika, pihaknya menginginkan adanya kesepakatan hitam di atas putih dengan pemangku kebijakan di wilayah situ untuk pengelolaannya. “Jangan sampai pada saat dilakukan pengerukan, normalisasi, ada permintaan ganti rugi dari warga. Setelah naturalisasi mau ada keramba lagi, itu tergantung desa nantinya bagaimana,” pintanya. Yang jelas, Andika meminta warga untuk dimudahkan dalam pelaksanaannya yang akan dilakukan selama 40 hari. Ada beberapa tahap sebelum dilakukannya normalisasi. Kunjungannya bersama tim Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) itu pun untuk melakukan pengukuran sebelum disusunnya Rencana Anggaran Pembangunan (RAB). “Yang pasti mobilisasi alat berat akan ke sini. Setelah pengerukan pasti ada tanah yang keluar, itu nanti mungkin terjadi kendala di lapangan. Makanya kami minta koordinasi yang sebaik-baiknya,” harapnya.
Sebelumnya, Situ Citongtut diduga tercemar limbah pabrik yang menyebabkan ratusan ikan mati. Kepala Desa Cicadas Dian Hermawan menyebut ribuan ikan itu mengambang dan menumpuk ke permukaan pinggir danau yang airnya dalam kondisi keruh berwarna hitam. ”Sudah dua hari pada mabuk ikannya, sekarang mati,” terang Dian. Ia menjelaskan matinya ribuan ikan hasil sumbangan dari pemerintah dan pihak swasta itu dikeluhkan masyarakat sekitar lantaran menimbulkan bau tak sedap. Dian menduga matinya ribuan ikan itu akibat pencemaran air danau oleh limbah berbahaya. Sebab, kejadian hampir serupa juga sempat terjadi pada 2020. ”Tahun lalu nggak terlalu parah. Ini yang terparah banyak ikannya yang mati sama bau busuk sampai ke area permukiman warga,” pungkas Dian. (cok/rb/els/run)