METROPOLITAN – Kasus positif dari klaster Perumahan Griya Melati Bubulak, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor, terus bertambah. Data terakhir pada Minggu (23/5) tercatat ada 58 warga yang terkonfirmasi positif Covid-19.
Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim mengatakan, dari jumlah tersebut, 35 di antaranya dibawa ke ruang isolasi di gedung Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pengawasan (Pusdiklatwas) Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Ciawi, Kabupaten Bogor.
Hal itu sesuai Surat Perintah Nomor 104/001-Set yang isinya meminta agar seluruh warga yang terkonfirmasi positif dievakuasi ke pusat isolasi di gedung Pusdiklat BPKP Ciawi, Bogor.
“Jadi total kasus klaster Griya Melati per Minggu, 23 Mei 2021 ini sebanyak 58 orang,” kata Dedie A Rachim.
Kasus ini juga membuat Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor menetapkan kasus penyebaran Covid-19 di Perumahan Griya Melati Bubulak, Kecamatan Bogor Barat, sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB). Hal itu diungkapkan Wali Kota Bogor Bima Arya.
“Jadi (Perumahan, red) Griya Melati ini kita masukkan sebagai KLB dan dilakukan pembatasan aktivitas (warga, red). Itu pertama,” kata Bima Arya kepada wartawan, Minggu (23/5).
Kemudian untuk yang kedua, lanjut Bima Arya, pihaknya akan memastikan jangan sampai klaster Perumahan Griya Melati ini menyebar ke tempat lain. Karena itu, pihaknya akan fokus memastikan petugas, pengunjung, dan lainnya dibatasi secara ketat.
“Petugas ini dipastikan orang-orangnya tidak berganti-ganti. Perlindungan Alat Pelindung Diri (APD)-nya maksimal dan sebagainya,” tegasnya.
“Termasuk pendatang kontak erat siapa saja yang sempat datang ke sini, kita tracing agar ini tidak menyebar ke luar,” sambung Bima Arya.
Sementara itu, pada Sabtu (22/5), Pemkot Bogor mengevakuasi tujuh warga perumahan ke Pusat Isolasi Kota Bogor di Pusdiklatwas BPKP Ciawi.
Dedie A Rachim mengatakan, kebijakan mengevakuasi warga Griya Melati Bubulak yang terpapar Covid-19 ke pusat isolasi dilakukan atas dasar rekomendasi tim dari Pemkot Bogor.
“Salah satunya pertimbangan kondisi rumah yang kurang aman untuk isolasi mandiri (isoman, red) karena bercampur dengan warga yang sehat,” ujarnya.
“Ada pula yang seluruh anggota keluarga positif Covid dan ada juga pertimbangan lain. Maka kami lakukan evakuasi,” jelas Dedie.
Pihaknya juga masih menunggu hasil tes swab terakhir dari 75 warga Griya Melati Bubulak yang berstatus kontak erat, yang dilakukan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor.
“Kita tunggu 75 orang kontak erat yang terakhir dites swab Dinkes Kota Bogor. Mudah-mudahan hasilnya negatif semua,” harapnya.
Tren kenaikan pasien Covid-19 juga terjadi di ruang rawat inap di Rumah Sakit (RS) Darurat Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat. Dalam lima hari terakhir terjadi penambahan pasien positif. Ini menyusul banyaknya jumlah pemudik yang terpapar virus corona pada arus balik Lebaran.
Berdasarkan data Penerangan Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Kogabwilhan), jumlah pasien rawat inap di RS Darurat Wisma Atlet per Minggu (23/5) sebanyak 1.251 orang.
Penambahan jumlah pasien itu sudah terjadi sejak Rabu (19/5), di mana saat itu jumlah pasien yang dirawat mencapai 931 orang.
Kepala Penerangan Kogabwilhan I Kolonel Marinir Aris Mudian mengatakan, 1.251 pasien Covid-19 itu dirawat inap di Tower 4, 5, 6, dan 7 Wisma Atlet.
”Pasien rawat inap terkonfirmasi positif sebanyak 1.251 orang, 604 pria dan 647 wanita,” kata Aris dalam keterangan tertulis di Jakarta, Minggu (23/5).
Sebelumnya, jumlah pasien rawat inap pada Senin (17/5) tercatat masih 929 orang dan Selasa (18/5) turun menjadi 900 orang atau 15 persen dari total kapasitas tempat tidur. Angka itu merupakan yang terendah sejak Agustus 2020. (rez/ryn/feb/run)