METROPOLITAN – Kota Bogor memiliki hampir 50 orang yang bertugas sebagai penyuluh agama Islam yang berstatus non-PNS. Mereka selama ini terus berupaya mengedukasi masyarakat muslim di Kota Bogor.
Namun, bukan tanpa tantangan. Di era sekarang ini, media sosial dan teknologi informasi menjadi tantangan baru para penyuluh. Bagaimana mereka juga harus andal dalam mengelola dan menyaring informasi bagi masyarakat.
Hal itu dikatakan Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim saat memberi pengarahan kepada puluhan anggota Forum Komunikasi Penyuluh Agama Islam (FKPAI) Kota Bogor di Padjadjaran Suite Hotel, Senin (14/6) pagi.
”Ini tantangan betul buat kita semua. Bagaimana para penyuluh agama ini berada dalam posisi yang benar. Jangan kemudian berada di posisi yang sama saja dengan orang lain. Karena ini berbahaya sekali,” kata Dedie di hadapan para penyuluh.
Dedie juga mengatakan bahwa tugas para penyuluh ini sangat mulia. Sehingga, tidak ada hal yang sulit yang harus ditempuh jika mereka bisa bekerja setulus hati untuk kebaikan akidah masyarakat.
”Soal anggaran, saya pikir tidak ada yang sulit selama prosesnya untuk menambah pendapatan pada penyuluh agama ini, bisa diusulkan kepada pemerintah. Kalau mekanismenya sudah betul, apalagi sudah ada forum dan badan hukumnya, tentu kita akan perhatikan,” jelas Dedie.
Hanya saja, memang meski tujuan- tujuan baik itu terus didukung Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor. Jangan kemudian para penyuluh agama ini dijadikan sebagai sebuah pendapatan.
”Khusus untuk menjadi penyuluh agama Islam pelat merah, saya pikir konsekuensinya sudah tahu. Jadi jangan dipaksakan kalau memang kemudian menganggap kompensasi dari negara kurang,” ungkapnya.
Meski begitu, Dedie mengaku berterima kasih kepada para penyuluh. Karena dari jasa mereka, Kota Bogor bisa lebih kondusif. Serta terhindar dari berbagai macam konflik yang bisa memecah belah masyarakat.
Senada dengan Dedie, Ketua FKPAI Jawa Barat (Jabar) Alwi Haidar mengungkapkan bahwa yang namanya penyuluh, baik yang PNS maupun non-PNS, secara umum mereka adalah pilar-pilar yang bisa menyampaikan visi-misi pemerintah.
Terutama yang bisa menyampaikan program pembangunan pemerintah, baik pusat maupun daerah. Tentunya melalui pesan-pesan keagamaan.
”Saya sangat berbangga hati bisa hadir dan bersilaturahmi dengan keluarga besar ahli agama di Kota Bogor. FKPAI sendiri adalah organisasi yang terbentuk 1 Juli 2012,” tandas Alwi. (*/ suf/run)