Cerita Cinta Zahra (5)
DIA tidak ketakutan sama sekali, dia justru melingkarkan tangan kananya di pinggangku. Seakan memberi penghinaan kepada Disty.
Dan terjadilah lomba tarik rambut antar mereka. Aku mencoba melerai mereka, namun susah sekali, dan akhirnya memicu para mahasiswa untuk menyaksikan perkelahian ini. Karena aku sudah putus asa melerai Andini dan Disty, kutinggalkan saja mereka berdua. Sebelum nanti ada dosen yang melihat.
Aku berlari meninggalkan tempat itu, sampai aku duduk di bangku taman kampus, aku belum menyadari ternyata ada gadis manis di sampingku, dekat sekali. Wajahnya memang tak secantik Disty dan Andini yang setiap minggunya perawatan ke salon. Gadis manis yang sedang aku lihat ini wajahnya cantik natural. Hijabnya panjang menjulur ke bawah, melihat pakaianya yang sopan aku jadi terkesima.
Ketika ia tahu aku duduk disampingnya, lantas ia langsung pergi meninggalkan aku tanpa menoleh sedikitpun. Awalnya ingin ku kejar dia, gengsilah!. Biasanya aku yang dikejar perempuan. Setelah ini aku yakin dia akan balik arah dan ingin berkenalan denganku.
“1..2..3.”
Benar dugaanku, dia berbalik arah, menuju ke arahku tapi tidak melihat keberadaanku. Kemudian aku melihat tatapanya dan aku tahu dia berbalik arah karena bukunya ketinggalan di atas tempat duduknya tadi.
Bersambung