METROPOLITAN – Usaha di bidang pakaian bekas tengah menjadi tren saat ini. Thrift shop mulai berkembang di Indonesia beberapa tahun ke belakang. Hal tersebut didukung tren pakaian yang banyak digemari saat ini.
Berasal dari dua kata yakni ‘Thrift’ yang berarti hemat dan ‘Shop’ yang berarti belanja, thrift shop adalah jenis bisnis yang menjual produk fesyen bekas. Umumnya yang diperjualbelikan bukan pakaian biasa, melainkan produk fesyen impor bekas tetapi bermerek, yang harganya mahal jika kondisinya masih baru.
Gaya berpakaian 1990-an yang kembali ngetren memengaruhi minat konsumen terhadap usaha thrifting ini. Banyak kawula muda mencari barang-barang bernuansa vintage mulai dari pakaian, sepatu, hingga aksesori lainnya.
”Untuk memulai sebuah bisnis di bidang thrift shop, hanya cukup mengeluarkan modal yang bisa dibilang kecil. Karena biasanya pakaian thrift shop tidak dijual satuan, melainkan karungan,” papar pemilik B-Thrift, Boy.
Satu karung besar biasanya dihargai Rp1.000.000, bisa berisi 50–100 pakaian acak dengan kondisi yang tentu tidak semuanya baik. ”Biasanya ada beberapa yang cacat ataupun kotor,” ujarnya.
Pria yang kerap disapa Boy itu mengaku bahwa usahanya di bidang thrifting saat ini cukup menjanjikan. Dengan modal yang tidak begitu banyak, ia bisa mendapat keuntungan yang lumayan.
Toko thrift shop yang baru ia buka pada Maret lalu itu berlokasi di Jalan H Abbas No 55, Dramaga, Kecamatan Dramaga, Kota Bogor.
“Untuk saat ini, usaha thrifting memang menjanjikan. Tapi untuk ke depannya itu belum bisa dipastikan. Tren kan sering kali berubah-ubah. Sekarang memang lagi trennya pakaian vintage gitu, jadi kebanyakan pakaian model seperti itu dijual pada thrifting-an,” tuturnya.
Meski begitu, usaha di bidang thrifting ini memerlukan usaha ekstra sebelum pakaian-pakaiannya siap dijual. Mulai dari memilah pakaian yang masih layak dijual hingga mencuci pakaian tersebut sebelum akhirnya bisa dijual.
Bagi siapa pun yang akan menggeluti usaha di bidang ini, Boy menyebut harus banyak belajar mengenai brand pakaian agar tahu jenis pakaian apa yang mesti dijual dengan harga yang pantas. “Banyak-banyak belajar tentang brand. Kita kan di sini menjual dari berbagai macam brand. Dan kalau orang yang jualnya pun nggaki ngerti brand, nanti kita bakal kecolongan. Sebelum memulai usaha di bidang thrifting, harus kenal dulu barang, brand, dan tentunya mendalami marketnya,” ungkapnya. (mg1/c/feb/run)