Balas Budi, Suamiku Dijodohkan ke Sepupunya Sendiri(habis)
AKHIRNYA kami memutuskan, kenapa tidak menikah saja mumpung suasana COVID-19?
Beberapa hari setelah hari raya (Mei 2020) kami melangsungkan akad nikah dan tetap tidak dihadiri oleh satupun keluarga pihak suami. Bahkan kakak kandung suamiku sendiri tidak hadir, kami kecewa, tapi mau tidak mau pernikahan tetap berlangsung.
Sebulan setelah menikah suami ditelepon perusahaan agar bisa segera ke Jakarta karena sudah bisa melakukan perjalanan ke luar negeri. Untuk biaya suamiku ke Jakarta dan tes PCR yg saat itu harganya masih tinggi, emas mahar pernikahan aku jual lagi.
Setelah suamiku ke Jakarta, aku resign kerja. Tapi ternyata setelah sampai di Jakarta negara tujuan suami belum dibuka, kami kecewa, tapi apa boleh buat. Dengan sisa uangnya suami kembali ke kampung.
Kami pun tinggal dirumah nenekku, hidup sangatt sederhana, pernah makan nasi dengan telur dua biji dibagi empat orang. Pernah juga tidak punya lauk, kami buat nasi goreng dengan bumbu garam dan penyedap rasa saja agar terasa di lidah. (Ya Allah aku nangis ketik ini).
Sekarang pernikahan kami sudah berusia setahun lima bulan, suamiku sudah sembilan bulan di kapal, dengan gaji yang Alhamdulillah bisa kami pakai untuk membayar utang-utang. Sementara si adik sepupu yang tadinya ingin dijodohkan dengan suamiku, sudah berakhir tanggungan terhadapnya sejak suami meninggalkan rumah dan keluarganya.
Oh iya, saat ini hubungan dengan kakak ipar juga sudah membaik. Sementara ayah mertua sesekali menanyakan kabarku melalui kakak ipar.
Semoga pernikahan ini terus bertahan hingga surganya Allah, doakan kami menjadi pasangan yg selalu saling menghargai dan saling menjaga. Untuk para generasi sandwich di luar sana, semoga kalian tetap kuat, dan semoga jerih payah kalian dihargai. Semoga apapun pilihan kalian itu yang terbaik untuk kalian.