METROPOLITAN – Pemerintah Kota (Pemkot) Depok memberdayakan pemilahan sampah di setiap RW untuk mengurangi beban pengiriman sampah ke Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPA) Cipayung.
Kabid Kebersihan dan Kemitraan DLHK Kota Depok, Iyay Gumelar, mengatakan, sampah rumah tangga menjadi salah satu penyumbang terbesar di TPA Cipayung. Bahkan, sampah di TPA Cipayung sudah di ambang overload sehingga perlu diantisipasi. ”Salah satunya yakni memberdayakan pemilahan sampah di tingkat RW untuk mengurangi beban sampah,” ujar Iyay di Depok.
Iyay menjelaskan, pemilahan sampah dinilai mampu mengurangi beban sampah dan sampah yang sudah dipilah antara organik dan anorganik dapat dikirim ke Unit Pengolahan Sampah (UPS). Sampah organik yang sudah terpilah dapat dijadikan pupuk atau kompos. ”Selain dijadikan kompos sampah organik juga akan diolah menggunakan maggot untuk mengurangi beban sampah organik,” ungkapnya.
Iyay menjelaskan, di Kota Depok terdapat 200 RW yang sudah memilah sampah. RW tersebut merupakan RW aktif yang melakukan pemilahan organik dan anorganik. Tidak hanya RW, terdapat juga sejumlah RW yang memiliki bank sampah.
”Iya, ada RW yang memiliki bank sampah, karena selama pandemi sejumlah RW mengaktifkan masyarakatnya untuk kegiatan positif, salah satunya ya tadi, pemilahan dan bank sampah,” terang Iyay.
Setiap harinya sebanyak 70 ton sampah organik masuk ke 31 UPS yang tersebar di setiap kecamatan. Namun terdapat sejumlah UPS yang tidak berfungsi dengan baik atau mengalami kendala. Dari satu ton sampah, 93 persennya berupa sampah organik dan tujuh persen sampah anorganik yang terselip dalam pengangkutan.
”Setiap harinya kami mampu menghasilkan 10 ton sampah organik yang dapat diminta masyarakat untuk keperluan bertanam,” pungkasnya. (lip/tob/suf/py)