METROPOLITAN – Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Bogor, Yuno Abeta Lahay, menilai pertumbuhan bisnis perhotelan di Kota Bogor saat ini masuk kategori sangat baik. Hal itu tak terlepas dari kasus pandemi Covid-19 di Kota Bogor yang terus melandai. “Kondisinya saat ini sangat baik. Okupansi hotel (keterisian kamar) sudah maksimum level 2, di atas 75 persen,” kata Yuno, Minggu (24/10).
Bukan hanya kasus Covid-19 yang melandai, sambung Yuno, penurunan status PPKM Kota Bogor dari level 3 ke level 2 pun jadi salah satu faktor yang menyumbang bisnis perhotelan sangat baik saat ini. Dengan turunnya level status PPKM, sejumlah kebijakan mulai dilonggarkan, khususnya aktivitas masyarakat di PPKM Level 2.
“Berdasarkan catatan kami, pertumbuhan bisnis perhotelan dari level 3 turun ke level 2, ada peningkatan kunjungan (hotel) sekitar 20 persen. Bukan hanya isian kamar, kunjungan restoran juga meningkat,” ujarnya.
Dalam kesempatan ini, Yuno berharap kondisi ini terus bertahan bahkan bisa membaik sambil pihaknya tetap mewajibkan pengusaha menjalankan prokes di tempat usahanya masing-masing. “Kami tetap ingatkan ke teman-teman pengusaha agar jaga prokes. Jangan sampai omzetnya turun lagi karena kurang bisa jaga syarat prokes,” bebernya.
Sekadar diketahui, Kota Bogor akhirnya berada pada status Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level dua bersama DKI Jakarta dan sepuluh kota/kabupaten se-Jawa Barat. Hal itu sesuai Instruksi Menteri Dalam Negeri 53/2021 tentang PPKM Level 3, Level 2 dan Level 1 yang diteken Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian pada Senin (18/10).
Dari penurunan level ini, sejumlah sektor mulai dilonggarkan. Salah satunya terkait perhotelan. Yakni perhotelan wajib menggunakan aplikasi PeduliLindungi dan kapasitas maksimal 50 persen. Ballroom, ruang rapat, diizinkan buka dan kapasitas maksimal 50 persen serta penyediaan makanan dan minuman pada fasilitas tersebut disajikan dalam boks dan tidak ada hidangan prasmanan. (rez/eka/py)