METROPOLITAN – Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta terus menggencarkan program Gerebek Lumpur di Kali Sunter, Jakarta Utara, guna mengantisipasi genangan atau banjir jelang musim hujan.
Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta Yusmada Faizal menyatakan, Grebek Lumpur dilakukan di segmen depan Pompa Rawa Badan sepanjang 495 meter dan depan Artha Gading sepanjang 210 meter.
”Kegiatan pengerukan ini akan memiliki dampak langsung kepada kita semua untuk pencegahan genangan pada lokasi sekitar DAS yang dikeruk,” ujar Yusmada di Jakarta.
Ia menjelaskan pengerukan itu bertujuan melindungi 14 RT seluas 15.700 meter persegi yang ada di sekitar Daerah Aliran Sungai (DAS).
Yusmada mengaku pihaknya mengerahkan tiga excavator amphibi, dua excavator long arm, dan satu unit excavator standart untuk segmen depan Pompa Rawa Badak Dinas SDA.
Kemudian, lanjutnya, alat berat berupa dua excavator amphibi dan dua unit excavator long arm juga digunakan untuk mengeruk lumpur di segmen depan Artha Gading.
”Sehingga total alat berat ada sepuluh unit, serta dump truck ada 18 unit untuk kedua lokasi tersebut,” ucap Yusmada.
Yusmada menyatakan kerukan lumpur dari segmen Pompa Rawa Badak akan dibawa ke dump site yang berada di kawasan Beting, Jakarta Utara. Sedangkan, lumpur hasil kerukan dari segmen Artha Gading bakal dibuang di dump site Ancol.
”Kami menargetkan bisa mengeruk sebanyak 17.920 meter kubik pada segmen Rawa Badak dan 8.400 meter kubik di segmen Artha Gading,” jelas Yusmada.
Sebelumnya, Wakil Gubernur (Wagub) DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan, Pemprov DKI terus mempercepat optimalisasi sungai dan proyek lain penunjang pengendalian banjir.
”Program-program yang sudah jalan dilakukan percepatan, optimalisasi sumur resapan, waduk, pengerukan kali sungai, gerebek lumpur dan lain-lain,” ujar Riza pada Kamis (26/8/2021).
Ia pun mengaku Pemprov DKI terus memantau segala prediksi potensi bencana alam yang dikeluarkan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
Sementara itu, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyatakan peringatan terkait adanya potensi bencana hidrometeorologi yang dapat terjadi jelang akhir 2021. Sebab, diprediksi musim hujan akan datang lebih awal dari normalnya, pada akhir 2021. (lip/tob/suf/run)