METROPOLITAN – Selebritas Instagram (selebgram) Rachel Vennya akhirnya mendatangi Polda Metro Jaya pada Kamis (21/10). Berdasarkan pantauan, Rachel Vennya tiba di gedung Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, sekitar pukul 14:15 WIB.
Tak sendirian, Rachel turut didampingi sang kekasih, Salim Nauderer. Beberapa pria tampak mengawal kedatangan Rachel Vennya dan Salim Nauderer menuju gedung Ditreskrimum. Diduga para lelaki itu merupakan tim kuasa hukum janda dua anak tersebut. Salim tampak setia menjaga sang kekasih sampai menuju ke ruang pemeriksaan.
Mantan istri Niko Al Hakim itu sendiri terlihat lemas dan terus menundukkan kepala. Sedangkan Salim, terus merangkul erat Rachel Vennya sejak turun dari mobil yang mereka tumpangi hingga masuk ruang pemeriksaan. Ia pun memilih bungkam seribu bahasa saat para awak media melemparkan pertanyaan kepada selebgram tersebut.
Sama seperti Rachel Vennya, Salim Nauderer juga tak membuka suara sampai masuk Gedung Ditreskrimum. Rachel Vennya dan kekasihnya hadir untuk menjalani agenda klarifikasi terkait kabar kaburnya selebgram itu dari proses karantina di RSDC Wisma Atlet Pademangan.
Sebelumnya, Rachel Vennya dikabarkan kabur saat karantina di RSDC Wisma Atlet Pademangan usai pulang dari luar negeri. Berdasarkan hasil penyelidikan Kodam Jaya, selaku Kogasgabpad Covid-19, diduga ada anggota TNI yang bertugas di Bandara Soekarno- Hatta (Soetta) berinisial FS, membantu Rachel Vennya kabur dari proses karantina.
Kasus ini pun menjadi sorotan banyak pihak. Dokter Tirta, salah satunya. Ia menduga kasus pelanggaran karantina yang terjadi pada selebgram Rachel Vennya melibatkan sejumlah oknum.
Tidak mungkin satu oknum memainkan peran di beberapa tempat berbeda. Ia pun meminta dilakukan investigasi secara menyeluruh dengan memberikan sanksi tegas kepada oknum-oknum yang telah membantu Rachel untuk mengangkangi peraturan karantina yang berlaku.
“Ini harus diinvestigasi karena yang membantu sudah dinonaktifkan katanya. Kasus Rachel Vennya ini jangan setelah viral, tenggelam, kemudian dilupakan. Nanti akan ada Rachel- Rachel yang lain. Kemungkinan Rachel ini bukan orang pertama, aku yakin,” kata dr Tirta dalam podcast Deddy Corbuzier.
Jika pelanggaran karantina hanya dicukupkan dengan mengorbankan oknum TNI berinisial FS, dr Tirta yakin kasus pelanggaran kekarantinaan ini akan tetap berlanjut ke depannya. Sebab, celah untuk oknum bermain tidak ditutup. Dan ini dapat menimbulkan risiko besar untuk masuknya varian baru ke Indonesia dibawa mereka yang baru pulang dari luar negeri.
“Kalau nggak kayak gitu, mau memperbaiki, kita membuat karantina sekuat apa pun bakal jebol,” kecam pria yang juga penggemar sneaker itu.
Ia mengatakan, apa yang terjadi pada Rachel Vennya ini ibarat ledakan gunung es. Hal ini harus dimanfaatkan petugas untuk melacak jejak adanya permainan oknum dalam mengangkangi hukum tentang kewajiban menjalani karantina. “Kita harus mencari tahu dia dapat kontaknya (oknum) dari mana, kalau ada transaksi bayar berapa, kamu kok bisa langsung sampai Bali? Itu harus digali semua. Kalau dia salah ya harus bertanggung jawab sesuai dengan mekanisme hukum yang berlaku,” paparnya.
Dalam amatan dr Tirta, setidaknya terdapat lima oknum yang membantu Rachel Vennya sehingga bisa lolos dari menjalani karantina dan bisa bepergian ke Bali. Pertama, oknum yang membawa Rachel Vennya dari Bandara. Kedua, oknum yang membolehkan Rachel satu kamar dengan pacarnya yang tidak ada ikatan darah (sementara dalam aturan tidak diperbolehkan, red).
Ketiga, oknum yang membawa pergi Rachel dari Wisma Atlet Pademangan. Keempat, oknum yang membolehkan Rachel Vennya terbang ke Bali. Sementara jika menggunakan aplikasi PeduliLindungi pasti tidak boleh berangkat karena masih merah. Kelima, oknum yang mengamankan Rachel di Bali. Sebab, menurut dr Tirta, Bali kala itu belum terbuka untuk kedatangan.
“Paling kocak kalau dia bohong, buktinya dia posting sendiri di Bali. Padahal Bali saat itu masih belum terbuka untuk kedatangan. Berarti ada oknum lagi di sana,” paparnya.
Sementara itu, Rachel Vennya dalam klarifiksinya dalam channel YouTube Boy William mengungkapkan bahwa dirinya tidak pernah menjalani karantina di RSDC Wisma Atlet Pademangan Jakata. Ia tidak pernah menjalani karantina sehingga tidak pernah satu kamar dengan kekasihnya di Wisma Atlet sebagaimana muncul dalam pemberitaan media. “Nggak, itu salah. Aku tidak menginap sama sekali di Wisma Atlet,” katanya.
Rachel Vennya juga membantah dirinya kabur dari menjalani masa karantina demi bisa merayakan ulang tahun di Bali. Dia tidak setuju dengan kabar tersebut karena mengaku baru terbang ke Pulau Dewata setelah masa karantina yang seharusnya dijalaninya, selesai. “Aku sampai Indonesia tanggal 17 September harusnya karantina dari 17 sampai 25 September. Nah, 25 September sore aku baru ke Bali,” tutur Rachel Vennya. (jpn/feb/run)