METROPOLITAN – Digadang-gadang jadi transportasi massal pengganti angkot, bus program Buy The Service (BTS) yang dinamakan Biskita Trans Pakuan resmi mengaspal dan mulai diujicobakan di Kota Bogor, Selasa (2/11).
Hingga akhir tahun Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor dan Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) mengeluarkan kebijakan gratis alias tanpa ongkos bagi warga yang ingin naik Biskita Trans Pakuan. Lalu, berapa tarif Biskita Trans Pakuan jika nanti sudah diberlakukan?
Kepala BPTJ, Polana B Pramesti, mengatakan, tarif sementara untuk Biskita Trans Pakuan di Kota masih 0 alias gratis sampai akhir 2021. Untuk perkiraan tarif, pihaknya masih mengkaji berapa nilai yang pas untuk tarif bus yang dibuat di Karoseri Laksana, Semarang itu. Sebab, nanti skema pembayaran akan sama seperti bus Transjakarta yang ngaspal di ibu kota DKI Jakarta. Artinya, tarif akan berbentuk tiket terintegrasi satu kali bayar untuk semua koridor. “Tarif sementara masih 0. Tiketnya nanti terintegrasi, bayar (ongkos) untuk semua koridor di satu tiket seperti Transjakarta. Tarifnya nanti kita kaji dulu,” katanya, Selasa (2/11).
Sementara itu, Wali Kota Bogor, Bima Arya, saat uji coba Biskita Trans Pakuan dari Balai Kota Bogor ke Ciparigi mengaku sempat bertanya kepada penumpang yang ikut dalam uji coba bus terkait berapa besaran tarifnya saat nanti mulai diberlakukan tarif.
Menurutnya, kisaran tarif yang diusulkan warga sekitar Rp5-6 ribu. “Sempat tadi nanya ke mahasiswa, ibu-ibu, berapa kira-kira nanti tarifnya. Ya, Rp5.000 sampai Rp6.000 itu masih masuk. Tapi sementara ini gratis ya, perkiraan berapa tarifnya nanti kita kaji dulu. Evaluasi dulu,” tutur Bima Arya.
Program besutan dari Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) itu pun langsung diperkenalkan kepada masyarakat Kota Bogor. Pengenalan transportasi massal ini sendiri dilakukan jajaran Pemkot Bogor dengan mengajak warga menikmati fasilitas bus BTS tersebut. Warga diajak berkeliling menaiki bus berkapasitas 35 penumpang, 15 duduk dan 20 berdiri itu melintasi koridor 5 yang memiliki rute perjalanan Stasiun Bogor-Ciparigi.
Warga Kelurahan Ciparigi, Kecamatan Bogor Utara, Lucki (38) rela mendatangi Balai Kota Bogor hanya ingin merasakan sensasi menaiki bus BTS. “Iya penasaran. Pengen tahu seperti apa sih busnya itu. Sama belum tahu soal harga tarifnya, makanya saya mau sekalian cari tahu,” kata pria yang sehari-hari menggunakan transportasi massal itu.
Setelah mengikuti uji coba operasional Bus BTS, Lucki mengaku merasa nyaman menggunakan bus ini. Sebab, fasilitas Bus BTS cukup memadai ketimbang transportasi massal lainnya di Kota Bogor. “Sudah baik dan nyaman. Sangat membantu masyarakat. Bagus juga untuk ke depannya karena armada seperti ini dibutuhkan untuk mengatasi kemacetan. Kalau angkot kan berhenti masih seenaknya,” pungkasnya.(ryn/rez/eka/py)