Banjir bandang di Kota Batu bisa jadi pelajaran berharga. Tak cuma pemerintah, tetapi juga seluruh elemen masyarakat berkewajiban menjaga lingkungan. Bertepatan dengan Hari Agraria dan Tata Ruang Nasional (Hantaru) 2021, Bupati Bogor Ade Yasin menyerukan aksi selamatkan Puncak agar tidak botak alias gundul.
ADE Yasin menyebut kawasan Puncak kian memprihatinkan akibat komersialisasi berlebih. Karena itu, ia mengajak berbagai pihak untuk menyelamatkan kawasan Puncak agar jangan sampai botak. Caranya dengan mengembalikannya sebagai kawasan hijau.
“Karena khawatir ketika kita terlalu lepas, terlalu mengomersialisasikan, terlalu asyik, akhirnya malah timbul hal-hal yang tidak diinginkan. Seperti bencana dan lain-lain. Kita harus bersama-sama melakukan perlindungan di sini. Hutan-hutan di sini, kebun-kebun di sini, dikembalikan fungsinya sebagai Ruang Terbuka Hijau (RTH),” pinta Ade Yasin di lokasi acara.
Sebetulnya, kawasan Puncak memiliki fungsi kehutanan dan perkebunan. Ia pun meminta pemerintah pusat mengembalikan fungsi-fungsi hutan di kawasan Puncak, Bogor.
“Insya Allah kalau semua dikembalikan secara masif, saya kira Puncak akan selamat. Tentunya, tanpa mengurangi esensi pariwisata. Pariwisata alam seperti tea walk, cross country. Kan menarik juga. Tanpa harus membangun bangunan kokoh dan betonisasi,” ujarnya.
Ade Yasin menuturkan, wilayah Puncak terdiri dari Kecamatan Ciawi, Megamendung, dan Cisarua. Kebutuhan RTH seharusnya 55 persen. Namun, seiring berkembangnya kawasan Puncak, ia mengaku kesulitan memenuhi RTH untuk sampai 50 persen.
“Yang HGU-nya (Hak Guna Usaha, red) habis, tidak terawat, tidak dipelihara, telantar, harus cepat-cepat diambil alih negara. Yang jelas fungsinya dikembalikan kepada fungsi awalnya. Jika hutan, fungsi harus hutan. Tidak lagi dieksploitasi untuk hal-hal yang memang lebih kepada sifatnya komersial,” harapnya.
Untuk menjaga kawasan Puncak, Ade Yasin mengaku perlu kolaborasi dengan pemerintah pusat, provinsi, hingga kota/kabupaten di sekelilingnya untuk melakukan pengawasan.
“Jadi kami juga perlu berkolaborasi dengan pihak pemerintah pusat, pemerintah provinsi, kabupaten/kota lain untuk sama-sama mengawasinya. Alhamdulillah hari ini (kemarin, red) hadir tiga provinsi dan kota-kota yang terdekat, seperti Depok, Bekasi, Tangerang, Cianjur, Sukabumi. Nah, ini harus kerja sama. Kalau tidak, akan sulit mengawasinya,” tegas Ade Yasin.
Dalam kegiatan tersebut, Kementerian ATR/BPN berjanji akan menjadikan upaya penyelamatan kawasan Puncak lebih masif. Kementerian ATR/BPN menginisiasi penanaman pohon dan pembangunan sumur resapan di kawasan Puncak, dengan konsep perlindungan lingkungan hidup, sekaligus pemberdayaan masyarakat.
Wakil Menteri ATR/BPN Surya Tjandra mengaku pihaknya telah menginisiasi penanaman pohon dan pembangunan sumur resapan di kawasan Puncak, dengan konsep perlindungan lingkungan hidup, sekaligus pemberdayaan masyarakat.
“Kegiatan penanaman ini simbolis. Kita mau menghutankan lagi kawasan Puncak. Hari ini (kemarin, red) secara simbolis, kita juga jalan kaki atau tea walk. Hari ini juga berkumpul wagub Provinsi DKI Jakarta, Provinsi Jawa Barat, dan Banten. Dan dari daerah sekitar Bogor juga hadir dalam upaya penyelamatan kawasan Puncak lebih masif,” ujar Surya.
Ia menuturkan, seluruh direktur jenderal (dirjen) dari Kementerian ATR/BPN hadir dalam acara tersebut, termasuk IPB University dan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda).
“Yang paling konkret untuk Puncak ya menanam pohon. Memang problemnya di situ. Kedua, dalam jangka panjang kita bereskan tata ruangnya. Intinya kita kerja kolaboratif,” ungkapnya.
Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Barat UU Ruzhanul Ulum mengungkapkan, persoalan banjir itu sudah biasa di wilayah Jawa Barat, terutama bagian selatan. Penyebabnya semua karena di hulunya pohon-pohon ditebang, dialihfungsikan untuk jadi pendapatan masyarakat. “Itu yang kami khawatirkan. Jadi ketegasan pemerintah pusat akan sangat dibutuhkan. Dan kami siap mendorong. Yang jelas ini kerja sama lintas sektor yang sangat krusial. Kita kolaborasi supaya jadi kesepakatan bersama. Mumpung masih ada waktu untuk menyelamatkan kawasan Puncak, kita lakukan langkah konkret yang nyata,” tutup Uu. (fin/feb/run)