METROPOLITAN – Sepanjang 2021 Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor mencatat sebanyak 1.283 bencana alam terjadi di Kabupaten Bogor. Longsor menjadi bencana yang kerap terjadi satu tahun terakhir. ”Ada 1.283 bencana yang terjadi. Itu tersebar di 320 desa dan kelurahan di 40 kecamatan di Kabupaten Bogor,” kata Kepala BPBD Kabupaten Bogor, Yani Hassan.
Jika dirinci berdasarkan jenisnya, sambung dia, dari 1.283 bencana tersebut tanah longsor menjadi kategori bencana alam yang paling banyak terjadi di Kabupaten Bogor sepanjang tahun lalu. Yakni, sebanyak 513 kejadian, disusul angin kencang 449 bencana dan 112 bencana banjir. Akibat bencana tersebut, BPBD Kabupaten Bogor mencatat sebanyak 74.084 warga menjadi korban. “Dari 74.084 warga yang menjadi korban, 28 warga meninggal dunia, 1 luka berat, 3 luka sedang, 15 luka ringan dan 559 warga mengungsi,” paparnya.
Di sisi lain, Yani Hassan mengaku sudah menyiagakan para personel sebagai upaya mitigasi bencana 2022. Khususnya pada musim penghujan, di mana puncak musim penghujan diprediksi Januari dan Februari. ”Setiap saat kita selalu siaga. Mitigasi sudah kita lakukan di beberapa wilayah rawan bencana,” katanya.
Meski demikian, Yani Hassan mengakui jika cuaca di Kabupaten Bogor sulit diprediksi. Sebab, Bogor ini telah diakui BMKG masuk kategori non-ZOM (Zona Musim, red) yang sulit ditebak.
“Ketika di daerah lain masih musim kemarau, di Bogor sudah musim hujan meskipun hujan lokal atau sebaliknya. Kondisi alam di Bogor ini berbeda dengan wilayah lainnya. Cenderung basah di Bogor ini,” katanya.
Untuk itu, ia meminta masyarakat tetap waspada. “Jelang puncak musim hujan, kita akan terus menyiagakan Desa Tangguh Bencana (Destana). Kita juga berharap masyarakat selalu waspada,” ungkapnya. (mam/py)