METROPOLITAN – Pembangunan double track atau rel ganda Bogor-Sukabumi ditengarai hampir rampung bahkan segera uji coba Maret 2022. Dampaknya perubahan pada kawasan Stasiun Batutulis, termasuk jalan eksisting yang menghubungkan antara Jalan Batutulis ke arah Cipaku-Pamoyanan, bakal hilang.
Hingga saat ini, belum diputuskan solusi dampak tersebut. Mulai dari usulan Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor untuk membangun ramp atau membangun underpass untuk akses tersebut.
Kepala Balai Teknik Perkeretaapian wilayah Jawa Bagian Barat, Erni Basri, membenarkan ada usulan dari Pemkot Bogor terkait pembangunan ramp untuk akses pertemuan jalur kereta api dengan jalan raya di Stasiun Batutulis yang menghubungkan Jalan Batutulis dengan Cipaku-Pamoyanan. Hal itu merupakan salah satu pilihan konstruksi.
“Usulan Pembangunan Ramp oleh Pemkot Bogor terkait akses pertemuan jalur KA dengan jalan raya di Stasiun Batutulis antara Istana Batutulis-Cipaku-Pamoyanan itu merupakan salah satu pilihan konstruksi,” katanya kepada Metropolitan, belum lama ini. Selain itu, sambung dia, ada beberapa opsi lain. Di antaranya membangun underpass. Tak hanya itu, ada juga opsi untuk memindahkan perlintasan sebidang eksisting.
“Ada tipe underpass atau pemindahan perlintasan sebidang eksisting JPL 10 yang dapat dijadikan alternatif untuk direkomendasikan sebagai bagian dari Penataan Stasiun Batutulis,” ujarnya.
Apa pun nanti yang dipilih, sambung Erni, pemilihan konstruksi akan mempertimbangkan aspek-aspek penilaian waktu pelaksanaan, metode kerja, dampak konstruksi dan aspek-aspek penilaian lainnya.
Sebelumnya, Camat Bogor Selatan, Hidayatulloh, menuturkan bahwa Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor dengan stakeholder perkeretaapian masih melakukan pemetaan terkait akses jalan dari Jalan Batutulis ke arah Cipaku- Pamoyanan yang nantinya membelah Stasiun Batutulis, setelah direvitalisasi dampak dari pembangunan Double Track Bogor-Sukabumi.
“Sedang di-mapping. Mulai dari pembangunan Jembatan Penyeberangan Orang (JPO), termasuk jalan ini. Jalan akses dari Jalan Batutulis ke arah Cipaku-Pamoyanan, karena ada perubahan di jalan eksisting,” katanya.
Pilihan atau opsi yang kini tengah digodok dan belum menemui kesepakatan, yakni pilihan membangun underpass atau flyover untuk akses jalan dari Jalan Batutulis ke arah Cipaku-Pamoyanan yang nantinya membelah Stasiun Batutulis.
“Apakah (dibangun) flyover atau underpass, itu belum (diputuskan). Kita bersama Dirjen Perkeretaapian sedang mengkaji semua kemungkinan, semua plus minusnya, dengan kontur dan elevasi kawasan yang ada dan sebagainya. Sedang dikaji,” tegasnya.
Ia memastikan meskipun jalan lama akan ditutup demi perubahan bentuk Stasiun Batutulis, tetap akan ada akses jalan dari Jalan Batutulis menuju Cipaku-Pamoyanan dan sekitarnya.
“Harapannya bisa ‘membelah’ Stasiun Batutulis, stasiun besar ini nantinya. Tetap akan ada jalan, tidak terputus aksesnya. Namun sedang dipikir, underpass atau flyover,” tukas Hidayatulloh.
Terkait rencana ini, Pemkot Bogor juga sudah berkirim surat kepada Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) sebagai pengelola transportasi se-Jabodetabek terkait proses integrasi Batutulis dengan kawasan Transit Oriented Development (TOD) dan sekitarnya.
“Kita sudah berkirim surat ke BPTJ untuk proses integrasi Batutulis dengan kawasan TOD dan sekitarnya. Itu pertama,” kata Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda), Rudi Mashudi. “Kedua, sedang disinergikan dengan penyusunan detail tata ruang Bogor Selatan yang sedang disusun (dinas) PUPR (Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, red),” imbuhnya.
Menurutnya, ada harapan dari Pemkot Bogor agar pembangunan jalan tersebut bisa dibiayai pemerintah pusat karena proyek rel ganda masuk program strategis nasional. (ryn/mam/py)