METROPOLITAN – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) mempersiapkan Kurikulum Prototipe untuk mengejar ketertinggalan masa pembelajaran selama pandemi Covid-19. Kurikulum ini bersifat opsional untuk diterapkan satuan pendidikan.
Kepala Badan Standar, Kurikulum dan Asesmen Pendidikan (BSKAP), Anindito Aditomo, meyakini komponen penting dalam proses pendidikan adalah ketika materi pembelajaran relevan dengan kehidupan sehari-hari. Inilah yang menjadi kerangka pemikiran dalam menyesuaikan kurikulum. “(Saat ini) Antara apa yang dipelajari (konteks) dengan penerapannya sangat berbeda. Kenapa kita sesuaikan kurikulum adalah untuk mengatasi learning crisis,” tuturnya seperti dikutip Minggu (16/1).
Merujuk data PISA, ia menyampaikan hanya sedikit peserta didik di Indonesia yang menguasai keterampilan dasar pada literasi dan numerasi hingga tingkat SMP dan sederajat. Kesenjangan di bidang pendidikan dan ekonomi akan menjadi ‘bom waktu’ bagi generasi yang akan merambah ke sektor lain, yakni sosial dan politik.
Kurikulum yang relevan, menurutnya, merupakan instrumen yang sangat berpengaruh untuk mencegah kesenjangan, terutama bagi peserta didik yang memiliki keterbatasan ekonomi, sosial maupun geografis. “Tak cukup hanya dengan (penyesuaian) kurikulum, kita juga rancang Program Merdeka Belajar sebagai prioritas dalam menangani krisis belajar,” ujarnya.
Ia yakin kurikulum akan berkontribusi dalam mengoptimalisasikan pola ajar para pendidik. Terbukti, dengan penerapan Kurikulum Darurat ada dampak positif yang signifikan dalam capaian belajar siswa.
“Kita terapkan Kurikulum Prototipe ini terbatas pada Sekolah Penggerak agar bisa mendapat umpan balik dulu. Tidak ada seleksi bagi sekolah lain yang ingin menjalankan Kurikulum Prototipe, kita dukung. Yang ada hanya pendaftaran dan pendataan,” tegas pria yang akrab disapa Nino ini.
Adapun Sekretaris BSKAP, Suhadi, menyebutkan, pengembangan kurikulum adalah sebuah keharusan agar acuan pembelajaran dapat selaras dengan karakter peserta didik dan sesuai perkembangan zaman.
“Kegiatan sosialisasi ini adalah upaya kami agar kebijakan kurikulum bisa dipahami dengan baik oleh ekosistem pendidikan di Indonesia. Selain itu, untuk menerima umpan balik agar Kurikulum Prototipe bisa diimplementasikan dengan baik,” pungkasnya. (jp/feb/ py)