METROPOLITAN – Ketua Himpunan Pengusaha Bogor Timur (HPBT) Edi Rohman yang juga warga RT 01/12, Desa Cikeasudik, Kecamatan Gunungputri, mengaku sudah bosan mengeluhkan kondisi Jalan rusak Raya Cikeas—Bojongnangka yang hingga kini rusak dan berlubang.
Ia mengaku bahwa warga sudah lelah lantaran sudah beberapa tahun ini mereka menyampaikan keluhannya, baik kepada anggota dewan maupun Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tentang kondisi jalan lintas yang rusak parah tersebut. Namun, sampai saat ini belum ada realisasi.
“Buat apa mengeluh, didengar juga tidak. Nanti kalau mau pilkada lagi, baru datang ke sini memberikan janji-janji untuk memperbaiki jalan,” kata Edi Rohman, kemarin.
Ia mengaku sudah hampir lima tahun ini jalan tersebut mengalami kerusakan yang cukup parah. Khususnya di Lapangan Kapuk, RT 01/11, Desa Cikeasudik, yang sempit tersebut nyaris tak menyisakan permukaan datar, dikarenakan rusak parah dengan lubang menganga di badan jalan.
Padahal, sebelumnya ada pengerjaan pembangunan dan perbaikan jalan. Namun, pembangunan hanya dilakukan di beberapa titik saja. Bahkan, saat Dinas PUPR melakukan pemeliharaan, jalan ini sudah rusak namun tak juga diperbaiki.
Ia juga menjelaskan kondisi jalan yang semakin lama semakin rusak tersebut dikhawatirkan masyarakat sekitar akan berdampak pada kecelakaan lalu lintas. Pasalnya, sudah sering terjadi kecelakaan lalu lintas dari kendaraan yang melintasi kawasan tersebut. Ditambah lagi dengan arus lalu lintas yang akhir-akhir ini semakin padat.
“Jalannya sempit dan padat kendaraan, ditambah lagi jalan berlubang. Sudah sering kendaraan roda dua yang melintas kawasan tersebut terpeleset dan jatuh. Khususnya ketika hari hujan, jalan tersebut sangat rawan kecelakaan,” jelas Edi.
Hal serupa juga disampaikan warga sekitar, Dadang, yang turut mengeluhkan kondisi jalan yang semakin hari semakin rusak. Ia mengaku sudah sering melihat pengendara motor yang jatuh terpeleset ketika melintasi jalan tersebut.
“Apalagi musim hujan, saat ini masih berlangsung dan sering sekali pengendara yang jatuh. Jalannya selain sempit dan berlubang, juga sangat licin,” ungkapnya.
Untuk itu, Dadang berharap Pemkab Bogor memerhatikan ruas Jalan Lapangan Kapuk.
“Yang jelas kami berharap pemerintah segera memperbaikinya. Saya pikir warga dan pengendara lainnya setuju jika jalan ini diperbaiki karena akan mengurangi angka kecelakaan lalu lintas,” katanya.
Menanggapi kekesalan warga Cikeasudik, anggota Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bogor Achmad Fathoni sangat memahami apa yang dirasakan warga.
Sejak 2020, ia mengaku jalan tersebut sudah dilakukan peninjauan oleh DPUPR Kabupaten Bogor, dan masuk Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
”Saya sangat memahami dengan kekesalan warga. Karena memang ini sudah terlalu lama dan kondisinya juga sudah sangat menyedihkan. Padahal pada 2020 dan 2021, saya sudah pastikan dan cek langsung sudah masuk di APBD,” paparnya.
Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu menambahkan, sejak awal dilantik menjadi anggota dewan, ia sudah mengajukan sebagai Pokok-Pokok Pikiran (Pokir) Anggota DPRD. Namun, pengerjaan jalan tersebut terkendala refocusing dan akhirnya dibatalkan.
”Saya sendiri sudah sejak awal dilantik mengajukan ini sebagai Pokir. Tapi sangat disayangkan, ada penghapusan sepihak oleh eksekutif dengan alasan refocusing. Itulah yang saya sayangkan, kenapa yang kondisinya memprihatinkan begini justru kena cancel,” pungkasnya. (jis/els/run)