METROPOLITAN.id – Kasus Covid-19 yang terjadi di lingkungan sekolah di Kota Bogor semakin menggila.
Menurut data Satgas Covid-19 Kota Bogor, hingga Selasa (1/2/2022) sudah ada 85 orang yang terdiri dari guru dan siswa, yang dinyatakan terpapar Covid-19.
Padahal pada Sabtu (29/1/2022), guru dan siswa yang terpapar Covid-19 ‘hanya’ 19 orang (guru dan siswa) dari 5 sekolah. Yakni 1 SD, 1 SMP dan 5 SMA.
Artinya, ada peningkatan jumlah yang sangat drastis pada periode empat hari terakhir.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor, Sri Nowo Retno, mengatakan bahwa ada peningkatan jumlah kasus Covid-19 yang terjadi di lingkungan sekolah.
Ia mengakui penambahan tersebut ditemukan setelah Dinkes Kota Bogor melaksanakan tracing kontak erat melalui 3T (Tracing, Testing, Treatment).
“Sehingga pada hari ini (1/2/2022), jumlah kasus positif di sekolah sudah ada sebanyak 85 orang, terdiri dari siswa dan guru,” katanya dalam keterangan pers yang diterima Metropolitan.id, Selasa (1/2/2022) malam.
Retno, sapaan karibnya menyebut puluhan kasus tersebut berasal dari 19 sekolah yang ada di Kota Bogor.
Terdiri dari tiga SD, lima SMP dan 11 SMA.
“Berdasarkan gejalanya, 48 orang bergejala ringan atau setara 56,5 persen. Lalu 20 orang tidak bergejala atau setara 23,5 persen. Sisanya masih dalam proses tracing,” tukas mantan wakil direktur RSUD Kota Bogor itu.
Jika dirinci, jumlah kasus positif yang terjadi pada guru dan siswa pada Sabtu (29/1) ada 19 orang.
Jumlah itu meningkat pada Minggu (30/1), bertambah jadi 36 kasus.
Penambahan angka Covid-19 di lingkungan sekolah makin menggila setelah ada penambahan kasus menjadi 45 orang pada Senin (31/1/2022).
Hingga akhirnya per 1 Februari 2022, kasus melonjak menjadi 85 kasus guru dan siswa.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bogor, Hanafi, mengatakan sejak Oktober 2021 Kota Bogor telah melaksanakan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas sebanyak 50 persen.
Meski sebelumnya sempat melakukan persiapan untuk PTM 100 persen, kata dia, angka kasus Covid-19 tidak melandai sehingga rencana tersebut harus ditunda.
“Tentu pemerintah harus mengambil keputusan di tengah situasi yang tidak pasti di setiap kelompok maupun individu. Salah satunya satuan pendidikan,” kata Hanafi.
Sehingga sampai waktu yang belum ditentukan, sambung dia, seluruh siswa di Kota Bogor akan kembali sekolah daring melalui Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). (ryn)