METROPOLITAN – Keputusan mengenai perpanjangan masa libur sekolah usai Lebaran 2022 mendapatkan penilaian pro-kontra dari gubernur hingga anggota DPR RI.
Sekadar diketahui, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) memutuskan untuk menambah waktu libur sekolah di masa mudik lebaran selama tiga hari. Ini berlaku untuk siswa di Jakarta Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek) demi mengantisipasi kemacetan saat puncak arus balik.
Keputusan ini nyatanya menerima pro-kontra dari berbagai pihak. Di antaranya anggota Komisi V DPR RI Irwan Fecho, Wakil Ketua Komisi V DPR Syaifullah Tamliha dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.
Anggota Komisi V DPR RI, Irwan Fecho, menyatakan bahwa pengaturan mudik yang dilakukan pemerintah dianggap tidak sukses. Ini dibuktikan dengan adanya perpanjangan masa liburan sekolah untuk membelah kepadatan pemudik pada arus balik mudik.
“Perpanjangan libur sekolah yang tadinya sampai 9 Mei menjadi 12 Mei itu bukti bahwa mudik 2022 tidak sukses. Makanya dibutuhkan salah satu opsi perpanjangan libur sekolah untuk mengurai kemacetan arus balik mudik,” kata Irwan, kemarin.
Sementara itu, Wakil Ketua Komisi V DPR, Syaifullah Tamliha, mengapresiasi keputusan pemerintah melalui Kemendikbudristek yang memperpanjang libur sekolah hingga 12 Mei 2022 tersebut.
Namun, ia tetap menyarankan agar proses belajar mengajar dapat tetap berjalan. Caranya dengan melakukan PJJ yang sempat diterapkan setiap sekolah saat pandemi Covid-19. “Meskipun jika pendidikan jarak jauh PJJ dilakukan, dalam ruang digital tetap bisa dilakukan kegiatan belajar. Ruang digital tak terpengaruh letak geografis bahkan antarnegara,” ujarnya.
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, menuturkan, keputusan tersebut bukan menjadi masalah. Sebab, masyarakat saat ini sudah punya pengalaman agar siswa masih tetap produktif meski harus menambah libur tiga hari. Hampir dua tahun, kegiatan belajar mengajar di sekolah sempat dihentikan karena Covid-19. Namun siswa masih bisa tetap produktif dengan diberlakukannya Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Keuntungan lainnya, para siswa yang ikut orang tuanya mudik dapat lebih lama menghabiskan waktu dengan keluarga di kampung halaman setelah dua tahun tidak bisa bertemu.
Sementara itu, Koordinator Nasional Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G), Satriwan Salim, mengingatkan orang tua dan murid tidak menambah waktu liburan setelah pemerintah mengundur jadwal masuk sekolah menjadi 12 Mei 2022. Sebab, kebijakan ini ditempuh untuk menghindari penumpukan arus balik usai Hari Raya Idul Fitri dan pencegahan penyebaran Covid-19. “Meski Kemendikbudristek memperpanjang waktu liburan, kami mengimbau orang tua tidak menambah masa liburan mereka mengunjungi destinasi wisata yang lain,” ujar Satriwan.
Ia pun mendorong penambahan waktu libur sekolah dimanfaatkan untuk beristirahat. Sebab, para murid harus menyiapkan diri karena akan menghadapi ujian akhir semester atau kenaikan kelas sekitar Juni. Di sisi lain, ia juga meminta sekolah dan dinas pendidikan mengimbau murid-murid melaksanakan swab PCR secara mandiri demi memastikan mereka tidak terinfeksi virus corona dan memutus penularannya.
”Sebelum sekolah kami meminta sekolah, termasuk dinas pendidikan, mengimbau orang tua agar anak-anak mereka melakukan swab PCR mandiri supaya betul-betul ada jaminan mereka masuk dalam kondisi prima,” tuturnya. (sua/rep/els/py)