METROPOLITAN – Ribuan nelayan di Kecamatan Muaragembong, Kabupaten Bekasi, tidak bisa melaut sejak sepekan terakhir. Hal itu akibat sulitnya mendapatkan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis solar bersubsidi dan pertalite.
”Di Desa Pantai Bahagia, ada 1.500 nelayan yang pendapatannya menurun drastis karena tidak bisa melaut lantaran tidak mendapatkan BBM bersubsidi,” terang Sekretaris Desa (Sekdes) Pantai Bahagia, Ahmad Qurtubi, di Kabupaten Bekasi, Rabu (29/6).
Ia mengatakan, nelayan membeli BBM di SPBU Batujaya, Kabupaten Karawang. Namun saat ini pihak SPBU tidak bisa melayani mereka, karena mengalami kelebihan penjualan dari sektor pertanian. ”Di Muaragembong tidak ada SPBU, jadi nelayan biasanya beli BBM bersubsidi di Batujaya Karawang. Nah sekarang mereka kesulitan melaut karena tidak bisa mendapatkan BBM,” ungkapnya.
Ia mengaku sudah mengajukan surat permohonan pembangunan SPBU khusus untuk nelayan kepada Dinas Pertanian, Pemkab Bekasi dan BP Migas yang rencananya berlokasi di Desa Pantai Bahagia atau Desa Pantai Mekar, namun hingga kini belum terealisasi.
”Nelayan yang menggunakan perahu jenis ketinting butuh 10 liter pertalite per hari. Kalau pakai perahu jenis jukung butuh 30 sampai 40 liter solar per hari. Oleh karena itu, kita minta supaya dibangun SPBU khusus untuk nelayan, karena tidak bisa melaut akan berdampak pada pendapatan nelayan,” terangnya.
Sementara itu, Camat Muaragembong, Lukman Hakim, membenarkan hingga saat ini di wilayahnya tidak ada SPBU. Kondisi tersebut menjadi salah satu penyebab ribuan nelayan sulit melaut jika tidak bisa mendapatkan pasokan BBM bersubsidi dari SPBU Batujaya, Karawang.
”Surat permohonan pembangunan SPBU akan kita sampaikan kembali ke Pak Pj (Penjabat) Bupati Bekasi, drafnya sudah ada. Jadi memang alasan utamanya karena nelayan kesulitan mendapatkan BBM solar bersubsidi,” tutur Lukman.
Selain permohonan pembangunan SPBU, pihak kecamatan juga mengusulkan untuk mengaktifkan kembali fasilitas penyalur BBM bersubsidi yang telah vakum lebih dari 10 tahun. ”Fasilitas penyalur BBM ini dulu sudah ada, tiba-tiba berhenti, tidak tahu sebabnya. Semoga bisa diaktifkan kembali. Jadi, selain SPBU untuk umum, juga untuk nelayan, karena ini untuk perekonomian nelayan kita juga,” pungkasnya.(med/suf/py)