METROPOLITAN – Dinas Pendidikan (Disdik) Jawa Barat bakal mengirimkan luluskan SMK untuk magang dan bekerja di Jepang. Penambahan mata pelajaran bahasa Jepang pun akan diberikan untuk pembekalan di beberapa SMK di Jabar.
Kepala Disdik Jabar, Dedi Supandi, menuturkan, pihaknya telah bertemu langsung dengan sejumlah perwakilan perusahaan asal Jepang. Sebab, mereka membutuhkan tenaga kerja di berbagai sektor. Sedikitnya ada 14 sektor yang bisa diisi lulusan SMK Jabar.
”Mereka banyak membutuhkan tenaga kerja. Saya lihat ada 14 sektor tenaga kerja yang dibutuhkan, termasuk sektor tenaga untuk di bandara, perusahaan makanan rumahan, layanan sosial, kesehatan dan banyak lagi, termasuk pertanian dan pelayaran,” kata Dedi, kemarin.
Merespons hal itu, Dedi menyebutkan, pihaknya langsung melakukan pemetaan untuk SMK yang bisa memenuhi keinginan dari perusahaan di Jepang. Adapun kurikulum yang diterapkan di SMK sudah berdasarkan kebutuhan industri. “Kami sudah menyiapkan SDM dalam kurikulum mitra industri yang sudah dipergubkan tahun ini. SDM kami sudah siap, tinggal mereka tindak lanjut pertama akan mengunjungi salah satu sekolahnya,” jelasnya.
Untuk memenuhi kebutuhan perusahaan di Jepang, lulusan SMK akan diberikan tambahan mata pelajaran dan ekstrakurikuler, seperti bahasa Jepang dan kebudayaan negeri Sakura itu.
Menurutnya, hal itu penting dilakukan karena akan menjadi modal utama lulusan SMK agar kelak bisa bekerja di Jepang. “Kami mohon ada tambahan ekstrakurikuler bagi yang siap ke Jepang, di antaranya di pagi hari sebelum masuk kelas dari jam 06:00–07:00 WIB itu ada penguatan bahasa Jepang dan dikenalkan juga budaya Jepang,” ujarnya.
Adapun mengenai jumlah sekolah yang disiapkan untuk memenuhi kerja sama dengan Jepang ini, semua akan disesuaikan permintaan dari SMK di Jabar. “Kami tawarkan tadi dengan potensi yang ada. Misalnya ada SMK pertanian itu di daerah Cianjur dan Subang, ada pelayaran di Cirebon, ada SMK untuk penerbangan di SMKN 12 (Bandung),” katanya.
Ia menyebutkan, Disdik bisa langsung membantu lulusan SMK ini untuk bekerja di Jepang. “Sebelumnya, masuk ke industri di Jepang melalui pihak ketiga bisa langsung sekolah melakukan kerja sama dengan pihak industri,” pungkasnya. (jpn/els/py)