METROPOLITAN – Pendaftar PPDB SMP jalur zonasi sudah diumumkan. Sejumlah sekolah swasta tengah bersiap menyambut limpahan peserta didik yang tidak diterima di sekolah negeri. Salah satunya SMP PGRI 5 Kota Bogor.
Kepala SMP PGRI 5 Kota Bogor, Suci Indrawati, mengatakan, pihaknya siap menjaring para pendaftar yang tidak diterima di sekolah negeri. Kuota sebanyak 5 rombongan belajar atau sekitar 160 kursi tersedia di sekolahnya. “Jumlah pendaftar kita baru beberapa orang. Memang nanti banyaknya setelah pengumuman sekolah negeri,” ujarnya.
Meski jumlah limpahan pendaftar lebih dari 2 ribu orang, sekolah swasta tetap mengalami kesulitan mendapatkan peserta didik baru. “Karena jumlah sekolah swasta lainnya juga banyak, mungkin bisa sampai 100,” tuturnya.
Kondisi tersebut diperparah dengan posisi sekolah yang saling berdekatan, sehingga semakin memperketat persaingan. “Sekolah ini bisa dibilang berada di jalur ‘jahanam’, karena berada di sekeliling sekolah negeri dan swasta lain. Di depan ada SMP 20, kemudian ada SMP 3, SMP 9 dan SMP 18. Selain itu, ada SMP PGRI 2, PGRI 6 dan PGRI 16. Di belakang juga ada MTs Negeri,” papar Suci.
Meski begitu, ia bersyukur sekolahnya setiap tahun menjadi pilihan banyak orang tua lantaran memiliki prestasi dan fasilitas yang baik. “Di SMP PGRI 5 Kota Bogor ini banyak yang berprestasi di tingkat provinsi, seperti eskul pramuka. Kemudian ada yang menonjol lain, seperti Paskib dan Palang Merah Remaja (PMR). Selain itu, didukung fasilitas tiga ruang komputer, perpustakaan lengkap, laboratorium dan ruang multimedia yang nyaman,” ujarnya.
Suci menjelaskan, orang tua tak perlu merogoh kocek dalam ketika menyekolahkan anak di sekolah swasta tersebut. “Uang pangkalnya hanya Rp1.750.000, SPP-nya berkeadilan ada yang gratis, Rp100.000, Rp150.000, Rp200.000 dan Rp300.000,” paparnya.
Bagi siswa yang berprestasi menjadi juara umum dengan target nilai tertentu juga akan mendapatkan beasiswa bebas dari biaya SPP. Pendaftaran dibuka sejak Juni dan akan ditutup jelang hari pertama masuk sekolah pada Senin (18/7). Pendaftaran dibuka secara offline, langsung di sekolah. “Orang tua datang saja ke sekolah bersama anaknya. Persyaratannya hanya surat keterangan lulus dari sekolah asal dan mengisi formulir yang kita sediakan,” terang Suci.
Ia mengaku akan membuka sekolah bagi seluruh siswa yang mendaftar. “Karena menurut saya semua anak punya keunggulan masing-masing. Setiap anak punya kesempatan untuk belajar, bersekolah dan menuntut ilmu,” tandasnya. (rb/els/py)