METROPOLITAN.ID | Bandung - Gubernur Provinsi Jawa Barat (Jabar), Ahmad Heryawan, menyatakan, resolusi tahun 2016 adalah mengurangi kemiskinan, mengurangi pengangguran, dan pelestarian lingkungan. Tiga masalah ini menjadi pangkal dari isu kesejahteraan bagi 46 juta penduduk Jabar."Jika tiga hal ini tak kita atasi, maka pencapaian eksisting dan masa depan kita rusak,” kata Heryawan di Bandung, Senin (4/1).Biro Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah penduduk miskin di Jawa Barat (Jabar) bertambah. Berdasarkan survei tingkat kemiskinan yang terakhir dilakukan pada September 2015, jumlahnya mencapai 4,48 juta orang. Sementara pada bulan Maret 2015 tercatat ada 4,43 juta orang.Kepala Bidang Statistik Sosial BPS Provinsi Jabar, Dyah Anugrah Kuswardani, mengatakan, ada kenaikan sekitar 9,53 persen dibandingkan dengan bulan Maret 2015 lalu. Prosentase jumlah orang miskin itu mencapai 9,57 persen dari total penduduk Jabar yang mencapai 45 juta orang. Jumlah penduduk Jabar merupakan yang paling banyak di Indonesia dibandingkan 33 provinsi lainnya.Dalam kurun waktu enam bulan, ungkap Dyah, jumlah penduduk miskin di Jabar bertambah 49.955 orang. Lembaga yang sama mencatat, jumlah penduduk miskin di Jabar pada akhir 2013 lalu mencapai 4,38 orang.Sementara Pusat Data dan Analisa Pembangunan Jabar per bulan Maret 2015 menyatakan, tingkat kemiskinan di provinsi yang paling padat penduduknya mencapai 4,43 juta orang. Sementara jumlah pengangguran di Jabar mencapai 8,72 persen dari total penduduk usia produktif pada bulan Agustus 2015 lalu.Untuk mengatasi ketiga masalah itu, Heryawan mengatakan, pembenahan akses pendidikan menjadi salah satu solusinya. Hal ini terkait dengan pengalihan aset SMA serta SMK dari pemerintah kabupaten dan kota. Pemerintah pusat menargetkan pengalihan itu sudah harus efektif berjalan pada tahun 2017 mendatang. "Nanti tidak ada lagi uang muka masuk SMA dan SMK jika tahun 2017 sudah kami ambil alih, ini bentuk perbaikan layanan publik dari kami kepada masyarakat,” jelas Heryawan.(beritasatu)