JAKARTA - salah seroang cucu pendiri Nahdlatul Ulama (NU), KH Irfan Yusuf kini menjadi juru bicara Pasangan Capres Prabowo-Sandi. KH Irfan Yusuf atau Gus Irfan merupakan salah satu cucu pendiri Nahdlatul Ulama yakni KH Hasyim Asy'ari.
Bergabunganya salah satu cucu pendiri Nahdlatul Ulama, KH Irfan Yusuf ini ke kubu PrabowoSandi rupanya memiliki misi.Kubu Prabowo-Sandi pun sudah memperkenalkan Gus Irfan yang kini menjadi juru bicara baru yang bergabung ke dalam tim pemenangannya di Pilpres 2019. "Saya perkenalkan Gus Irfan, beliau merupakan tokoh NU, dan mengenal topografi pesantren," ujar Calon Wakil Presiden nomor urut 02 Sandiaga Uno di Posko Pemenangan, Jalan Sriwijaya, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Sementara itu Kordinator Juru Bicara Prabowo-Sandi, Dahnil Anzar Simanjuntak mengatakan bahwa Gus Irfan merupakan anak ketiga dari Yusuf Hasyim. Menurutnya, Gus Irfan merupakan pengasuh pondok pesantren di Tebuireng, Jombang, Jawa Timur."Beliau garis keturunan pendiri NU. Beliau paham betul kegiatan pesantren. Beliau cukup banyak membantu menjelaskan kepada publik kegiatan pesantren, terkait gerakan ekonomi pesantren," katanya. Dahnil mengatakan, nantinya Gus Irfan akan membantu komunikasi Prabowo-Sandi ke akar rumput terutama mengenai program pesantren dan ekonomi pesantren. Setelah diangkat menjadi juru bicara Prabowo-Sandi, Gus Irfan pun buka suara terkait misinya untuk bergabung. Ia mengatakan, dirinya menjadi juru bicara Prabowo-Sandi untuk membuktikan bahwa NU tidak semuanya bergabung ke Jokowi. Sebab menurutnya, peta politik Pilpres sekarang ini dibuat seakan akan kontestasinya antara NU dan bukan NU. "Salah satu poin utama di akar rumput di Jatim, kontestasinya antara Prabowo- Jokowi ditarik sebagai NU dan bukan NU. NU dengan Jokowi dan Prabowo bukan NU. Saya hadir untuk jawab bukan seperti itu, memang banyak NU di Jokowi tapi banyak juga di Prabowo," katanya di Posko pemenangan Prabowo-Sandi, di Jalan Sriwijaya, Kebayoran Baru, Kamis (1/11/2018). Kehadirannya di koalisi Indonesia Adil-Makmur juga, menurut Irfan, untuk membantah isu yang beredar bahwa Prabowo akan membubarkan NU bila memenangkan Pemilu Presiden 2019. "Kalau Prabowo menang NU dibubarkan diawali dari Banser, dari mana cerita itu. Karena itu saya akan bentuk untuk jelaskan pada umat, bahwa NU bukan peserta Pilpres. Kalau ada NU ikut maka itu pribadi tapi jamiyah engga ada," tuturnya. Ia mengatakan, misi utamanya bergabung ke kubu Prabowo-Sandi adalah untuk menjelaskan bahwa NU tidak mendukung satu pasangan calon di Pemilu Presiden 2019. NU secara kelembagaan netral, dan dukungan diberikan secara pribadi. "Saat Halaqah sepekan kemarin, banyak keluarga cucu mbah Wahab sesalkan kenapa NU dibawa ke Pilpres, kembalikan pada khitah jamiyah keumatan dan bukan politik," pungkasnya.(*) Sumber : Tribunnews Bogor