METROPOLITAN - Isu pocong berkeliaran di Cibadak, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, terus meluas ke sejumlah kampung. Mengantisipasi isu itu terus merembet liar, pihak Kecamatan Cibadak bersama warga malam tadi kembali mencari sosok pocong yang konon kerap hadir bersama lolongan anjing.
"Ya tujuan kita kan malam ini langsung turun membuktikan keberadaan pocong tersebut tanpa ada maksud ujub ya memang tidak ada apa-apa," kata Camat Cibadak Lesto Rosadi.
Lesto menganggap isu pocong memang sengaja dihembuskan agar aktivitas warga melakukan ronda malam kembali aktif. "Kalau isu itu sengaja disebar agar warga ronda malam, ya bagus. Tapi tetap tidak baik karena ujungnya membuat resah. Kita buktikan malam ini ternyata kan tidak benar," tuturnya.
Ia bersama sejumlah warga sengaja menelusuri gang-gang dan jalanan kampung yang konon kerap muncul penampakan pocong. Selama dua jam berkeliling, mereka tak menemukan sosok gaib tersebut.
"Yang kita khawatirkan ada yang berniat jahat kemudian pakai uniform pocong. Makanya perlu ronda. Ronda tidak selalu menjaga orang jahat, tapi bisa juga bentuk pertolongan pertama ketika ada orang sakit atau ada orang melahirkan bisa cepat dibantu. Bukan hanya jaga lingkungan dari kejahatan," jelasnya.
Sejumlah warga antusias berburu pocong. Beberapa di antara mereka membawa senapan angin. Daday Sudarna (60) beberapa kali mengokang senapan angin miliknya. "Kita keliling-keliling enggak ada. Saya bawa senapan angin buat keamanan. Kalau memang ada itu pocong, saya tembak. Kalau keluar darah, berarti itu pocong-pocongan. Ternyata saya keliling tadi enggak ada itu pocongnya, hanya isu-isu saja," kata Daday.
Isu kemunculan pocong bikin resah warga Kampung Delima dan Kampung Bojongtalang, Kecamatan Cibadak, Sukabumi, Jawa Barat. Padahal belum ada satupun warga yang melihat langsung penampakan pocong tersebut.
"Isu ini sudah berjalan selama dua minggu, sejak itu jalanan kampung jadi sepi. Menurut informasi yang beredar, pocong itu katanya posisinya ada di bawah pohon jambu dan pohon kersen," kata Ama Tuhadma (34), warga Kampung Delima.(dtk/suf)