METROPOLITAN - Warga Kabupaten Bekasi berinisial D (55), dikabarkan suspek corona ketika dirawat di RS. Dr. Hafiz (RSDH), Jalan Pramuka, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Senin, (2/3/2020) lalu. Kabar ini mencuat ketika pasien berinisial D mengalami keluhan sesak dan diketahui baru melalukan perjalanan ke luar negeri. Informasi tersebut kemudian membuat Plt Bupati Cianjur Herman Suharmen yang langsung mendatangi RSDH untuk memastikan kabar itu. "Barusan saya cek langsung kepada dokter yang menangani, saya melakukan pengecekan setelah ada informasi di luar bahwa ada pasien yang terkena virus corona masuk ke RS Dr Hafiz," ujar Herman, Senin (2/3/2020) malam, Ia mengatakan, warga Cianjur tak perlu panik karena masih dilakukan pemeriksaan dan baru dugaan. "Baru diduga belum mengatakan pasien terkena virus corona, karena sakitnya sangat cepat keterpurukannya, kami doakan ia tak terkena virus corona, malam ini juga akan dirujuk ke RSHS Bandung," kata Herman. Belum sempat dirujuk ke RSHS Bandung, pasien berinisial D dinyatakan meninggal dunia pukul 04.00 WIB, Selasa, (3/3/2020) kemarin. Jasadnya kemudian langsung dimandikan dan dibawa ke rumah duka di Desa Mangunjaya, Kecamatan Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi. Sekira pukul 10.30 WIB, jasad D tiba di rumah duka, petugas mobil jenazah nampak mengenakan alat pelindung diri lengkap saat mengantar jenazah dari Cianjur ke rumah duka. Jenazahnya juga masih terlihat dibungkus menggunakan kantung mayat berwarna oranye. Terlihat sanak saudara, tetangga mendatangi rumah duka untuk mengucapkan belasungkawa. Sekira pukul 11.44 WIB, pihak keluarga, sanak saudara dan tetangga sekitar rumah mensolatkan laki-laki yang diketahui bekerja di PT. Telkom. Terlihat para tamu di rumah duka mengenakan masker selama proses takziah hingga mensolatkan jenazah. Jasad D menurut keterangan keluarga saat sambutan dalam proses salat jenazah rencananya akan dimakamkan di TPU Mangunjaya, Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi. Keluarga Bantah D Mengidap Corona Pasien meninggal dunia Rumah Sakit Dr. Hfiz (RSDH) Cianjur berinisial D (55), sempat diduga terjangkit corona usai menjalani perawatan dan mengalami keluhan sesak hingga kondisinya menurun secara drastis. Dugaan ini juga muncul usai kronologis perjalanan D yang merupakan pegawai PT Telkom, melakukan perjalanan ke Malaysia pada 14-17 Februari 2020. Lalu pada 20 Februari 2020, D mengeluh demam dan batuk. Baru pada 22-26 Februari 2020 pasien berinisial D dirawat di Rumah Sakit Mitra Keluarga Bekasi. Usai dirawat dan mendapatkan penanganan medis, D selanjutnya keluar dari Rumah Sakit Mitra Keluarga. Bersama keluarga, pasien tersebut pada 29 Februari 2020 pergi ke Cianjur dengan maskud berkunjung ke rumah kerabat sambil mencari pengobatan alternatif. Pada 2 Maret 2020, kabar dugaan corona mencuat, warga Cianjur geger dengan infomasi tersebut hingga Plt Bupati Cianjur Heman Suherman mendatangi RSDH. Pasien rencananya akan dirujuk ke Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung, tetapi belum sempat dirujuk, D menghembuskan nafas terakhir pada, Selasa, (3/3/2020) sekira pukul 04.00 WIB. Jasadnya kemudian langsung dibawa ke rumah duka di Desa Mangunjaya, Kecamatan Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi. Sekira pukul 10.30 WIB, jasad D tiba di rumah duka, petugas mobil jenazah nampak mengenakan alat pelindung diri lengkap saat mengantar jenazah dari Cianjur ke rumah duka. Seorang perwakilan keluarga mengatakan, D dipastikan bukan meninggal akibat mengidap virus corona seperti yang ramai beredar. "Dari awal saya jamin bukan virus corona, saya aja enggak pake apa-apa karena memang negatif," kata seorang perwakilan keluarga bernama Yayat. Dia memastikan, D sejak dirawat di RS Mitra Keluarga Bekasi memang sudah negatif corona. Bahkan dia menjamin semua hasil pemeriksaan tersimpan rapi sebagai bukti. "Dia sempat dirawat di Mitra Bekasi Timur bahkan sempat diisolasi selama tiga hari. Sudah dinyatakan negatif," jelas dia. Ketika di RSDH Cianjur, hasil pemeriksaan medis pada pasien D juga negatif corona. Dia meninggal dunia akibat sakit sesak nafas yang memang sudah diidapnya. "Kenapa dibawa ke Cianjur karena enggak ada keluarganya di sini, di Cianjur ada mertua ada adeknya suapaya kalau ada apa-apa dekat," jelasnya. "Jadi saya mohon maaf kalau ada kesalahan, tolong bantu beritakan ini bukan corona, ini ada buktinya ada dari RS Mitra dan RS Dr. Hafiz," tegas dia. Meninggal Akibat Sakit Jantung Pasien Rumah Sakit Dr Hafiz (RSDH) Cianjur asal Bekasi berinisial D (55), dipastikan negatif corona usai kabar simpang siur beradar selama ia dirawat dan meninggal dunia pada, Selasa (3//3/2020). Jasad D dibawa ke rumah duka di Perumahan Villa Indah Bekasi 1, Desa Mangunjaya, Kecamatan Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi. Oleh pihak keluarga, dia dimakamkan di TPU Mangunjaya Bekasi. Perwakilan keluarga bernama Yayat mengatakan, adik iparnya sejak pertama di rawat di Rumah Sakit Mitra Keluarga Bekasi hingga kembali dirawat di RSDH Cianjur negatif corona. "Negatif (corona) makanya kita disuruh pulang terus kebetulan ada gejala lagi badannya tidak panas hanya neysek aja, dan tidak batuk karena corona itu setahu saya panas batuk dan sesak," kata Yayat di Bekasi. Adik iparnya tersebut dipastikan meninggal dunia akibat penyakit jantung. Hasil medis dari rumah sakit menyebutkan, terdapat pembengkakan pada jantung hingga menyebabkan paru-parunya dipenuhi cairan. "Jadi selama di Mitra Keluarga tidak batuk dan tidak panas, hanya sesak nafas karena saya kosultasi sama dokter sana di jantungnya ada pembengkakan di paru-parunya sudah ada cairan mungkin (istilah medis) saya enggak, saya cuma dijelasin itu," tegas dia. Ketika di RSDH Cianjur, D memang masih mengalami gejala sesak nafas. Tetapi pihak rumah sakit juga tidak memastikan bahwa yang bersangkutan mengidap corona atau suspect corona. "Sampai hari ini itu tidak dibicarakan itu corona masih negatif bapak-bapak boleh tanya ke rumah sakit cianjur juga dia juga bilang begitu," tegas dia. "Saya mohon maaf udah terlanjur ini mencuat di medsos karena di sana mohon maaf wartawannya kayanya dia mau cari sensasi supaya jadi ada berita yang mengehebohkan," tambahnya. Jatuh Sakit Akibat Kelelahan Usai Pulang dari Malaysia Yayat kakak ipar D, mengatakan, sebelum jatuh sakit, adiknya memang sempat melakukan perjalanan ke Malaysia pada 14 - 17 Februari 2020. Usai melakukan perjalanan itu, D diduga mengalami kelelahan akibat pesawat yang ditumpanginya mengalami delay selama kurang lebih empat jam. "Tidak memiliki riwayat penyakit apa-apa awal pertama pulang dari Malaysia itu di bandara delay 4 jam, sampai Bekasi itu jam 5 pagi dia langsung kerja lagi jadi enggak istirahat kecapean," kata Yayat di rumah duka, Selasa, (3/3/2020). Adiknya kemudian dirawat di RS Mitra Keluarga Bekasi, di rumah sakit D memang sempat mendapatkan perawatan isolasi karena mengeluh sesak. "Ini tidak ada yang namanya batuk sekalipun tidak ada, tidak ada panas suhunya normal hanya dia agak sesak kita bawa ke Mitra diisolasi sampai tiga hari ternyata hasilnya negatif (corona)," ungkap Yayat. Pada 29 Februari 2020, dia bersama pihak keluarga berangkat ke Cianjur untuk mengunjungi rumah saudara sekaligus mencari tempat pengobatan lain. Sampai akhirnya, D dirawat di RSDH Cianjur masih dengan keluhan sesak dan kondisinya menurut secara drastis. Tidak lama usai dirawat di Cianjur, muncul kabar adanya pasien suspect corona di RSDH hingga tersebar luas ke masyarakat. Bahkan Bupati Cianjur, Herman Suherman sempat mengunjungi RSDH guna memastikan informasi tersebut. Yayay menerangkan, adiknya meninggal dunia akibat penyakit jantung. Hasil medis dari rumah sakit menyebutkan, terdapat pembengkakan pada jantung hingga menyebabkan paru-parunya dipenuhi cairan. "Jadi selama di Mitra Keluarga tidak batuk dan tidak panas, hanya sesak nafas karena saya kosultasi sama dokter sana di jantungnya ada pembengkakan di paru-parunya sudah ada cairan mungkin (istilah medis) saya enggak, saya cuma dijelasin itu," tegas dia. Ketika di RSDH Cianjur, D memang masih mengalami gejala sesak nafas. Tetapi pihak rumah sakit juga tidak memastikan bahwa yang bersangkutan mengidap corona atau suspect corona. "Sampai hari ini itu tidak dibicarakan itu corona masih negatif bapak-bapak boleh tanya ke rumah sakit Cianjur juga dia juga bilang begitu," tegas dia. Isak Tangis Warnai Pemakaman Isak tangis warnai pemakaman pasien meninggal dunia Rumah Sakit Dr. Hafiz (RSDH) asal Bekasi berinisial D (55), di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Mangunjaya, Kecamatan Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, Selasa, (3/3/2020). Pasien berinisial D merupakan warga Perumahan Villa Indah Bekasi I, Desa Mangunjaya, Kecamatan Tambun Selatan, Bekasi yang sempat dikabarkan suspect corona saat dirawat di RSDH Cianjur. Kabar itu rupanya dibantah pihak keluarga dan memastikan D meninggal dunia akibat sakit jantung usai kelelahan sepulang dari Malaysia pada 14 - 17 Februari 2020 lalu. Pasien yang merupakan pegawai PT Telkom ini meninggal dunia pagi tadi sekira pukul 04.00 WIB. Jasadnya kemudian dibawa ke rumah duka dan tiba sekira pukul 10.30 WIB. Usai disalatkan, D dimakamkan di TPU Mangunjaya tidak jauh dari rumah duka. Isak tangis mewarnai proses pemakaman yang dihadiri tetangga saudara dan teman dekatnya. Yayat kakak ipar D mengatakan, kabar yang beredar terkait adiknya suspect corona memang sudah terlanjur mencuat dan beredar luas. "Saya mohon maaf karena ini sudah terlanjut mencuat di medsos (media sosial), saat di sana (Cianjur) saya memang tidak bicara banyak karena masih ada pihak rumah sakit, tapi kalau di sini (rumah duka) saya wajib bicara untuk meluruskan," kata Yayat. Dia juga sempat meminta keluarga, sanak saudara dan tetangga yang hadir untuk sama-sama mendoakan D dan memohon untuk dimaafkan jika ada salah semasa hidup. Selama proses pemakaman dan kegiatan belasungkawa di rumah duka, tidak sedikit para tamu yang hadir mengenakan masker atau penutup mulut. Bahkan, jenazah D selama di rumah duka juga tetap dibungkus menggunakan kantung mayat berwarna oranye. Ditambah petugas mobil jenazah dari RSDH yang mengenakan pakaian pelindung lengkap. "Bapak-bapak ibu-ibu jangan kuatir, saya jamin enggak akan ada apa-apa, sekiranya bapak-bapak mau membantu silahkan pakai (masker), karena kita tidak melarang itu," jelas dia. Dia juga meminta agar kabar di media sosial dapat diredam agar ketenangan keluarga yang ditinggalkan tidak terganggu. "Tolong privasi keluarga saya dijaga di medsos banyak (beredar), jangan di komen biarin aja, nah saya minta privasi dan ketengan kelurga saya dibantu ini musibah buat kita kalau pak D ada salah tolong dimaafkan," tegas dia. Sumber : https://jakarta.tribunnews.com/amp/2020/03/04/diduga-suspect-corona-gejala-sesak-pulang-dari-malaysia-penyebab-warga-bekasi-meninggal-di-cianjur?page=all