METROPOLITAN - Anggota Majelis Partai Demokrat Syarief Hasan mengungkap dua nama kader Partai Demokrat yang ikut serta dalam upaya melakukan kudeta terhadap Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Dua nama itu adalah Marzuki Ali dan Jhoni Alen Marbun. “Yang sudah pasti Marzuki Ali dan Jhoni Alen,” ujar Syarief Hasan, Selasa (2/1). Kemudian wakil ketua MPR itu juga mengatakan, mantan kader Partai Demokrat yang terlibat dalam upaya kudeta terdebut adalah Nazarudddin. Sementara Max Sopacua yang saat ini merupakan politikus Partai Emas belumlah terbukti melakukan kudeta. “Kalau Max Sopacua belum tahu, belum ada konfirmasi,” katanya. Syarief menuturkan, kepada Marzuki Ali dan Jhoni Alen Marbun akan diambil langkah tegas terhadap upaya kudeta kepada AHY itu. “Iya sedang dipelajari oleh Mahkamah Kehormatan dan Mahkamah Partai Demokrat,” ungkapnya. Sebelumnya, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono membeberakan pihak-pihak yang terlibat dalam upaya pengambilalihan kepemimpinan yang ia pegang. “Sepuluh hari yang lalu kami menerima laporan dan aduan dari banyak pimpinan dan kader Demokrat, baik pusat daerah maupun cabang tentang adanya gerakan dan manuver politik oleh segelintir kader dan mantan kader Demokrat, serta melibatkan pihak luar atau eksternal partai yang dilakukan secara sistematis,” ujar AHY dalam konferensi persnya di kantor Partai Demokrat, Jalan Diponegoro, Jakarta, Senin (1/2). Menurut AHY, ada mantan kader Partai Demokrat yang berperan yang ingin melakukan kudeta terhadap dirinya. Termasuk juga pihak-pihak eksternal. Bahkan, AHY menjelaskan ciri-ciri mantan kader yang ingin menggulingkannya. Itu adalah kader Demokrat yang sudah dipecat sembilan tahun lalu yang terjerat kasus korupsi. Kemudian ada satu kader Demokrat aktif yang berupaya melakukan kudeta terhadapnya. “Gabungan dari pelaku gerakan ini ada lima orang terdiri dari satu kader Demokrat aktif, satu kader yang sudah enam tahun tidak aktif, satu mantan kader yang sudah sembilan tahun diberhentikan dengan tidak hormat dari partai karena menjalani hukuman akibat korupsi, dan satu mantan kader yang telah keluar dari partai tiga tahun lalu,” katanya. Kemudian pihak eksternalnya adalah AHY menjelaskan itu adalah oknum dari pemerintahan yang ingin merebut kepemimpinan yang ia pegang secara inkonstitusional. “Sedangkan yang nonkader partai adalah seorang pejabat tinggi pemerintahan yang sekali lagi sedang kami mintakan konfirmasi dan klarifikasinya kepada Presiden Jokowi,” tuturnya. Sementara itu, Menurut Marzuki Alie, AHY tidak perlu takut mengungkap nama-nama tersebut. ”Nggak etis lah. Perlu dia itu sampaikan. Kenapa takut? Kan supaya jelas. Dia bilang orang ini sekian tahun. Nggak perlu takut kok, no. Kan sudah ada fakta katanya kan. Kalau ada fakta buka dong. Jangan menunda-nunda. Biar orang juga merespons,” kata Marzuki Alie. ”Kalau mengira-ngira itu menyebarkan fitnah bisa, ya kan. Dan bukan, fitnah dan bisa bermasalah nanti fitnah itu. Melahirkan fitnah itu sama saja dia memfitnah juga,” sambung Marzuki. Marzuki Alie menilai AHY bisa menyampaikan fitnah karena membuat tuduhan terhadap pihak tertentu, termasuk dirinya. Pasalnya, ia menegaskan banyak kader Partai Demokrat yang tidak aktif sejak enam tahun lalu. ”Sampaikan ke AHY, Anda itu bisa menyampaikan fitnah, karena mengira-ngira begini-begini. Enam tahun lalu banyak yang berhenti lho, yang tidak aktif. Akhirnya kan tuduhannya kan kepada orang yang pernah menjabat saja. Yang tahu orang kan Marzuki Alie di republik ini. Selalu Marzuki Alie, apa pun Marzuki Alie, dunia goyang di sana Marzuki Alie. Ada ini dikit Marzuki Alie. Saya nggak ngerti juga itu kenapa,” ujarnya. Eks Ketua DPR RI itu pun meminta AHY tidak menyinggung namanya terkait persoalan kudeta PD. Marzuki Alie mengaku tidak segan untuk membongkar keburukan PD jika terus disinggung AHY. ”Kalau dia nyinggung saya. Nanti saya beneran gitu. Gampang kok tahu semua boroknya di dalam. Apa, saya data lengkap kok. Janganlah singgung-singgung saya. Semua yang jelek saya nggak buka di muka publik. Saya jagain partai ini. Jangan singgung-singgung saya. Kan nggak baik, gitu,” ucapnya. (de/ jp/feb/run)