METROPOLITAN.id - Selain meluncurkan gerakan Bogor Mengaji, Pemerintah Kota Bogor (Pemkot) juga menyerahkan kartu ATM bank BJB yang akan dipergunakan untuk penyaluran insentif bagi guru ngaji dan kartu kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan, belum lama ini. Wali Kota Bogor Bima Arya mengatakan, sejak beberapa tahun lalu pihaknya sama-sama luncurkan program insentif guru ngaji, yang merupakan bagian dari komitmen Pemkot Bogor untuk memuliakan guru ngaji. Meskipun secara nominal, disebut memang masih jauh dari harapan. "Tapi paling tidak, ada atensi, perhatian, kasih sayang dan rasa cinta kami. Pesannya bahwa ini adalah satu bidang yang betul-betul kami fokuskan,” kata Bima Arya. Ke depan, sambung dia, Pemkot Bogor terus berikhtiar untuk memperbaiki, meningkatkan jumlah penerima hingga menambah jumlah insentif. Tahun ini Kota Bogor menganggarkan sekitar Rp 5,04 miliar untuk insentif guru ngaji se-Kota Bogor. "Kami berterimakasih atas kolaborasi dengan Bank BJB, dengan BPJS Ketenagakerjaan. Jumlahnya terus ditambah, fasilitasnya juga kita tambah. Sekarang dimasukan disitu BPJS Ketenagakerjaan, jadi asuransi apabila terjadi sesuatu pada mereka,” jelasnya. Sementara itu, Deputi Direktur BPJS Ketenagakerjaan kanwil Jawa Barat Dodo Suharto mengatakan, jumlah guru ngaji yang sudah didaftarkan Pemkot Bogor ke BPJS Ketenagakerjaan sebanyak 2.802 orang. “Apabila ada peserta atau guru ngaji yang mengalami kecelakaan kerja maka akan menjadi tanggung jawab BPJS untuk memberikan pengobatan sampai sembuh. Tentunya apabila ada peserta yang meninggal dunia pada saat bekerja, putra-putrinya akan mendapatkan beasiswa sampai menyelesaikan pendidikan S1. Jadi dua orang anak (dari guru ngaji) akan mendapatkan beasiswa dari kami,” terang Dodo. Dodo menambahkan, program dari Kota Bogor ini diharapkan menjadi contoh kota/kabupaten lain di Jawa Barat. “Ini baru pertama kali. Kami berterima kasih kepada Pak Wali yang telah mendaftar guru ngaji di Kota Bogor menjadi peserta BPJS ketenagakerjaan. Sehingga kami dapat menjalankan amanah dari pemerintah yaitu menyelenggarakan jaminan sosial ketenagakerjaan di Kota Bogor,” imbuhnya. Di tempat yang sama, salah seorang guru ngaji penerima insentif, Ustadz Achmad Nizar menilai perhatian dari Pemkot Bogor sangat dirasakan manfaatnya. “Alhamdulillah sudah lebih memperhatikan guru ngaji dalam beberapa tahun terakhir. Dulu sama sekali tidak ada. Bahkan tahun ini ada kenaikan insentif untuk para guru ngaji. Sekarang juga lebih mudah diberikan kartu ATM jadi bisa diambil setiap bulan, sebelumnya per tiga bulan sekali,” kata Nizar yang merupakan guru ngaji di RW 02, Kelurahan Kebon Kelapa, Bogor Tengah. “Semoga apa yang dilakukan Pemkot Bogor, khususnya Pak Walikota dan jajaran menjadi keberkahan. Insentif ini bisa digunakan untuk kebutuhan madrasah, disamping itu bisa buat kebutuhan sehari-hari. Harapan ke depannya, program insentif ini bisa terus ada,” pungkasnya. (*/ryn)