METROPOLITAN.id - Insiden kecelakaan kerja tergulingnya crane milik proyek pembangunan double track (Rel Ganda) Bogor-Sukabumi di kawasan Stasiun Batutulis-Cipaku, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, menuai reaksi keras dari inohong Kota Bogor. Wakil Wali Kota Dedie Rachim dengan tegas 'menyentil' dan meminta kontraktor untuk lebih berhati-hati dan memperhatikan keselamatan kerja. Terutama untuk warga di sekitar pembangunan. "Adanya kecelakaan kerja dan efek dari proyek doble track, kami meminta kepada kontraktor yang bertanggungjawab pembangunan double track untuk lebih hati2. Memerhatikan K3 (Kesehatan Keselamatan Kerja, red)-nya terutama untuk warga di jalur pengerjaan," tegas Dedie Rachim. Menanggapai kecelakaan kerja pada Minggu (6/6) lalu itu, pihaknya juga menekankan agar selalu dilakukan pengecekan. "Selain itu, paling tidak saya berharap (kontraktor) lebih memperhatikan lagi pola penganganan pekerjaan yang mengurangi resiko tinggi," ujarnya. Apalagi, kata dia, saat ini Kota Bogor masih sering diguyur hujan dengan cuaca ekstrem. Sehingga harus ada treatmen khusus dan berbeda dengan pelaksanaan pekerjaan di lokasi-lokasi yang resikonya rendah. "Apalgi dalam cuaca hujan, kondisi tanah labil itu harus ada treament khusus agak berbeda dengan pelaksanaan di lokasi-lokasi yang resikonya rendah," tukasnya. Ia juga meminta warga yang melintas atau tinggal di kawasan pembangunan double track agar lebih berhati-hati serta memperhatikan mobilitas kendaraan berat di lokasi proyek. "Sebetulnya warga sudah paham pelaksanaan kgiatan pengerjaan double track ini harus selesai paling tidak akhir tahun ini, jadi tentu ada mobilitas kendaraan proyek, alat-alat berat. Maka warga untuk lebih hati-hati, juga memerhatikan mobilitas kendaraan berat di lokasi," ucap Dedie Rachim. Reaksi keras pun dilontarkan Wakil Ketua II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bogor, Dadang Iskandar Danubrata. Apalagi berdasarkan catatannya, kejadian kecelakaan kerja dalam pembangunan double track sudah terjadi beberapa kali. Yakni tanah longsor di Empang, longsor di Parungjambu, dan terakhir longsor di Batutulis. Ia pun meminta pengembang proyek nasional itu lebih memperhatikan K3 dalam mengerjakan proyek Rel Ganda. Dadang juga meminta agar dalam pengerjaan proyek Rel Ganda ini, kontraktor memperhatikan kondisi sekitar di mana masih terdapat warga yang bertempat tinggal di sekitar lokasi pekerjaan. "Saya peringatkan agar kontraktor memperhatikan warga juga. Jangan sampai karena pekerjaan ini, tanah yang ada di sepanjang proyek Rel Ganda menjadi labil dan bisa menyebabkan longsor dan banjir sehingga berdampak kepada warga," tukasnya. "Terutama di wilayah Bogor Selatan karena daerahnya merupakan tebingan dan rawan longsor. Ini harus diperhatikan betul," jelas Dadang. Sementara itu, Humas Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Jawa bagian Barat, Anne Rufaidah menyebut bahwa untuk proyek double track yang dilakukan di Kota Bogor, dikerjakan oleh beberapa kontraktor pelaksana. Untuk pekerjaan di kawasan Stasiun Batutulis, kata dia, dikerjakan oleh PT Nindya Karya. "Ada beberapa kontraktor untuk yang di Bogor. Untuk yang di kawasan Stasiun Batutulis itu Nindya Karya," pungkasnya. (ryn)