METROPOLITAN.ID - Nurcholish kini bisa tersenyum lebar. Penantian panjangnya bersama para anggota Kelompok Tani Parikesit, Desa Bangunsari, Kabupaten Ciamis, akhirnya terbayar. Tahun ini, padi organik hasil jerih payah mereka mendapat sertifikasi dari Inofice (Indonesian Organik Farming Certification). Inofice adalah lembaga sertifikasi pangan organik yang berdiri pada 2005 silam. "Dari 2017 kami mengajukan, Alhamdulillah tahun ini padi organik Poktan Parikesit sudah tersertifikasi Inofice," ujar Nurcholish, Minggu (5/12). Menurut Nurcholish keberhasilan kelompok taninya mengantongi sertifikasi Inofice tak lepas dari adanya program Integrated Participatory Development and Management of Irrigation Program (IPDMIP). Lewat IPDMIP, pihaknya mendapat banyak manfaat terkait keilmuan pertanian. "SDM petani disini ter-upgrade. Terutama program Sekolah Lapangan Daerah Irigasi, dampaknya terasa sekali," kata dia. "Terutama bagi mereka yang bergelut di dunia pertanian organik," lanjutnya. Nurcholish memaparkan, sebelum adanya IPDMIP, progres pertanian organik di kawasan Desa Bangunsari bisa dikatakan stagnan. Awal mulanya, minat masyarakat untuk terjun hanya 11 orang dengan lahan garapan sekitar sebelas hektar. Lambat laun, dengan banyaknya pelatihan dan pemberdayaan jangka panjang, kini ekosistem pertanian organik di sana telah mencapai 48 petani. "Luas lahan garapannya pun bertambah menjadi 20 hektar atau tiga kali lipat dari sebelumnya," jelas dia. Lewat kurikulum sekolah lapangan, para petani diajarkan secara masif mengenai banyak hal tentang cara bertani. Di antaranya bagaimana memperkuat basis pertanian organik, mulai dari cara bertani, prospek pengembangan pertanian organik, rantai nilai produk, sampai manajemen pengelolaan keuangan skala mikro. Pemerintah Kabupaten Ciamis ikut andil membantu petani memasarkan hasil panennya melalui ekosistem bisnis di sana. Hotel, rumah makan, dan tempat wisata. Saat ini, mereka rutin mengirim 100-200 kilogram dalam sebulan. "Kemudian dengan keluarnya sertifikat Inofice diharapkan tentunya bisa semakin menyejahterakan petani di Kabupaten Ciamis, dan tentunya Indonesia," tutup dia. Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian, Dedi Nursyamsi mengatakan pertanian harus diarahkan kepada bisnis. Artinya tidak sekadar mencukupi pangan sendiri. "Tapi pertanian harus mengahasilkan uang. Ini yang menjadi salah satu core dari IPDMIP, menguatkan kapasitas dan SDM petani maupun penyuluh melaui berbagai program," ujar Dedi. Dedi lantas menyinggung pentingnya membangun sistem agribisnis yang kokoh. Yakni melalui pemanfaatan teknolgi berbasis 4.0. Menurutnya, hal tersebut bisa memberikan keuntungan yang masif bagi para petani. "Penerapan teknolgi dalam aspek usaha tani jelas meningkatkan kualitas, menekan biaya produksi, dan menjamin produktivitas pertanian. Kita optimis pembangunan pertanin terus melangkah ke depan," ungkap alumnus IPB University itu. Adapun kunci dari peningkatan kesejahteraan petani adalah memperkuat hilirisasi pertanian dan mengembangkan pertanian modern. Dijelaskan Dedi, ada beberapa ciri pertanian modern. Di antaranya penggunaan varietas unggul dengan potensi hasil tinggi (High Yiedling Variety), Pemanfaatan sarana prasarana pertanian modern (Alsintan), Pemanfaatan IOT melalui smart agriculture dan SDM pertanian yang unggul yang mampu menggenjot produktivitas. "Maka dari itu, pengelola dan penyuluh pendamping di lokasi IPDMIP harus mempunyai semangat untuk meningkatkan kapasitas penguasaan teknologi bagi penyuluh maupun petani. Manfaatkan segala media informasi untuk dapat mempublikasikan keberhasilan kegiatan IPDMIP," jelas dia. "Saya mengharapkan segenap pengelola dan penyuluh pendamping di lokasi IPDMIP untuk mengembangkan kapasitas usaha poktan dan gapoktan untuk menjadikannya korporasi petani," tuutp Dedi. Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo optimis bahwa program IPDMIP dapat bermanfaat bagi kepentingan masyarakat pedesaan, khususnya bagi petani dalam mendukung pencapaian ketahanan pangan. Lewat IPDMIP, produktivitas pertanian terus meningkat, khususnya di daerah irigasi. "Pendapatan petani harus terus naik sehingga kesejahteraan petani juga meningkat. Pertanian adalah emas 100 karat,” kata Mentan. Dia menyampaikan jika produktivitas meningkat, pendapatan petani juga meningkat. "Kemampuan sumber daya manusia juga harus kita tingkatkan agar mereka bisa mengelola pertanian dengan baik," ungkapnya. SYL-sapaannya- mengingatkan bahwa sektor pertanian adalah 'emas 100 karat'. Menjanjikan dan tak pernah ingkar janji sehingga sangat prospektif untuk digeluti. "Terutama para pemuda dan milenial. Kita gerakan pertanian Indonesia, masa depan pertanian kita ada pada mereka," pungkas SYL.(tob/suf)