METROPOLITAN.id - Setelah menjalani isolasi selama 14 hari, Wakil Bupati (Wabup) Bogor, Iwan Setiawan akhirnya bebas dari paparan Covid-19. Kepastian itu didapat usai tes PCR-nya menunjukkan hasil negatif pada Senin (1/2). Tes PCR ini merupakan yang ketiga kalinya dilakukan ketua DPC Partai Gerindra tersebut. Tes kedua pada hari ke-10 isolasi masih menunjukkan hasil positif namun CT valuenya membaik mendekati positif. "Alhamdulillah hari ini, hari ke-14, PCR ketiga hasilnya sudah keluar dan menunjukkan negatif," ujar Iwan, Senin (14/2). Iwan terkonfirmasi positif Covid-19 bersama dua anaknya. Empat hari pertama isolasi dihabiskannya di RSUD Cibinong. Usai itu, setelah kondisinya berangsur membaik, ia melanjutkan isolasi mandiri di kediamannya di Cisarua, Kabupaten Bogor. Banyak hal yang dirasakannya saat menjalani isolasi. Selama empat hari setelah dijangkiti virus, Iwan merasakan demam hingga menggigil tiap malam. Waktunya, antara pukul 19.00 hingga 21.00 WIB. Demam biasanya berlangsung selama sekira 30 menit. “Virus itu menyerang kalau badan sedang lengah. Biasanya jam 7 sampai jam 9 malam. Badan menggigil, panas 38 derajat,” ungkapnya. Kondisi ini yang ia lawan tiap malam. Sebelum jam-jam serangan datang, ia biasanya meminta dokter menyiapkan obat antibiotik sebagai langkah antisipasi. Demam biasanya menyerang sekitar 30 menit. “Itu yang saya takutkan tiap malam. Makanya sebelum demam datang saya minta disiapkan obat antibiotik ke dokter. Demamnya sekitar setengah jam. Setelah itu biasa kembali,” beber Iwan. Sementara dua anaknya, ia menyebut jarang mengalami demam hingga menggigil. Iwan mengira kondisi tubuh mereka lebih baik dan sistem imunnya bagus. "Anak-anak awalnya aja, dua hari demam, setelah itu ngga. Mungkin imun mereka lebih bagus, padahal nggak dikasih obat juga, cuma isolasi aja menghindar dari kerumunan agar yang lain tidak tertular," jelasnya. Iwan juga mengaku sempat mengalami pengentalan darah. Kondisinya tersebut sempat membuatnya panik. Beruntung, memasuki hari kedua isolasi, hal tersebut bisa diatasi dan kembali normal usai mendapat penanganan dari dokter. "Sempat juga pas dicek ada pengentalan darah, untung dihari kedua mulai lancar," sambung Iwan. Tak sampai di situ, Iwan juga merasakan hilang indera penciuman di hari ke-9 dan 10 isoalasi. Saat itu, ia tak bisa menyium bau apapun. Makanan apapum dirasakannya hambar. Sangat menyiksa. "Pengalaman-pengalaman yang kata orang selama ini ternyata saya rasakan juga, seperti hilang penciuman. Sengsara, makan nggak enak, apa-apa nggak enak," katanya. Biasanya, mereka yang terpapar Covid-19 dan menjalani isolasi mandiri berjemur setiap pagi. Iwan juga sempat ingin berjemur. Tapi sayangnya, di wilayah Cisarua, Puncak, matahari pagi jarang menampakkan wujudnya. "Kebetulan beberapa hari ke belakang nggak ada matahari di Cisarua, jadi susah berjemur," beber Iwan sambil tertawa. Dengan hasil negatif ini, ia mengaku sudah siap untuk ngantor alias beraktivitas kembali mulai besok, Selasa (15/2). "Insyaallah besok sudah mulai bisa ngantor lagi," lanjutnya. Namun, usai Covid-19 menyerang, Iwan merasa cepat lelah. Tubuhnya pun masih sering merasakan linu. Untuk itu, ia masih membatasi untuk tidak melakukan aktivitas berat. "Cuma dampaknya cepet lelah aja sekarang. Katanya memang aktifitas jangan diforsir (dipaksakan) dulu, cepet lelah, linu-linu masih ada. Sambil berjalan pemulihannya. Jadi belum berani yang berat-berat," ungkap Iwan. Iwan juga menitip pesan kepada masyarakat agar senantiasa menerapkan protokol kesehatan. Menurutnya, Covid-19 jangan dianggap sangat menakutkan khawatir bisa menyebabkan paranoid. Masyarakat cukup waspada dan memahami apa yang harus dilakukan jika terpapar. Yang jelas, semua upaya pencegahan harus dilakukan karena Covid-19 memang benar-benar ada. Segala anjuran pemerintah juga baiknya diikuti demi keselamatan bersama. "Siapapun berpotensi kena (Covid-19), apalagi kalau abai prokesnya. Makanya mari terus terapkan prokes dan salin jaga agar pandemi ini segera selesai," pesannya. Khusus yang berusia lanjut, di atas 50 tahun, Iwan meminta lebih meningkatkan kewaspadaan. Sebab jika terpapar Covid-19, efeknya biasanya lebih berat seperti apa yang ia rasakan. "Karena Covid ini cukup rawan untuk usia di atas 50 tahun, apalagi kalau deteksi dininya telat. Bisa menyerang paru-paru hingga jantung, pengentalan darah juga. Pengentalan darah ini juga saya rasakan di hari-hari pertama, ini kan bahaya, bisa berhenti jantung. Setelah diberi obat alhamdulillah normal lagi Jadi harus lebih hati-hati, khususnya orang tua," tandas Iwan. (fin)