METROPOLITAN.id - Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Kota Bogor mengecam keras kasus video viral penganiayaan remaja perempuan di Kota Bogor dengan korban berinisial FC (14). Kecaman itu dikatakan langsung Wakil Ketua KPAID Kota Bogor, Dede Siti Amanah. "Tentunya mengecam keras hal-hal berbetuk kekerasan atau perundungan seperti itu. Sangat disayangkan," kata Dede kepada wartawan, Kamis (30/6). Akan tetapi, menurut Dede, karena kasus ini sudah masuk ke ranah kepolisian dan beberapa pihak lain, KPAID Kota Bogor saat ini lebih melakukan koordinasi dengan pihak-pihak yang menangani. "Saat ini kita terus melakukan koordinasi, dan Insya Allah kita akan berikan pendampingan kepada korban," ujarnya. Sementara itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Bogor, Iceu Pujiati mengaku tak abis pikir dengan perbuatan yang dilakukan para pelaku. Karena, mereka sampai berani mengupload kasus atau perbuatannya sendiri ke media sosial (medsos). "Anak-anak ini luar biasa sampai berani memviralkan kasusnya sendiri, jadi hati-hati lah dan ini menjadi tanggungjawab kita bersama," kata Iceu. "Dan siapapun kita yang melihat itu tolong segera dilaporkan, karena ini adalah sesuatu bentuk kekerasan anak yang luar biasa," sambungnya. Soal solusi mencegah kekerasan terhadap anak seperti ini terulang kembali, dijelaskan Iceu, selain Pemkot Bogor saat ini sudah mempunyai Tim Tangkas yang selalu mobile menjaga keindahan, kenyamanan dan ketertiban di masyarakat. Pihaknya akan melakukan kolaborasi dan melibatkan semua pihak untuk ikut serta mencegah tindak kekerasan terhadap anak. "Memang pemerintah tidak mungkin bisa bekerja sendiri menyelesaikan itu, maka kita akan berkolaborasi dan melibatkan semua pihak mulai dari akademisi, dunia usaha, media dan lain sebagainya untuk memberikan perlindungan dan pencegahan penanganan kasus anak," ucap dia. "(Intinya) bukan bagaimana cepatnya menyelesaikan, tapi bagaimana kita cepat menanggapi itu, kalau ada yang melihat dan melaporkan kita langsung tangani," sambungnya. Selain itu, ditambahkan Iceu, pihaknya juga bersama mitra kerja DP3A terus turun ke lapangan, untuk mengedukasi masyarakat agar bisa bersama-sama melakukan pencegahan kekerasan terhadap anak. "Kita terus turun ke lapangan, karena masyarakat ini harus diberikan informasi-informasi dan edukasi betapa pentingnya anak-anak itu dilindungi oleh kita semua," ungkap dia. "Karena bonus demografi bisa didapat ketika anak-anak itu dilindungi dari mulai keluarga, tapi ketika di keluarga sudah tidak baik, bonus demografi tidak akan tercapai," tandasnya. Diketahui, jagat maya tengah dihebohkan dengan video viral aksi penganiayaan remaja perempuan di media sosial (medsos). Aksi ini diduga terjadi di seputaran SSA, tepatnya di kawasan Sempur, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor. Dalam video yang tersebar, terlihat remaja perempuan berkaos hitam dengan celana biru itu menendang bagian kepala remaja perempuan lainnya yang duduk di trotoar. Kemudian, remaja perempuan berkaos hitam itu menjenggut rambut remaja perempuan bersweater biru dengan celana abu-abu saat ia berdiri, hingga tersungkur ke tanah. Tak sampai situ, remaja perempuan berkaos hitam itu lalu menampar hingga menarik kedua kaki remaja perempuan bersweater biru. (rez)