METROPOLITAN.id - Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor, Sri Nowo Retno menyebut ada beberapa faktor penyebab kasus Covid-19 di Kota Bogor kembali mengalami kenaikan saat ini. Diantaranya, karena adanya varian baru Covid-19 jenis BA.4 dan BA.5 yang masuk ke Indonesia hingga adanya pelonggaran penggunaan masker di luar ruangan. "Sebenarnya kalau di dalam ruangan tetap harus pakai masker sesuai edaran dari Presiden. Tetapi masyarakat tidak peduli, agak buka, ditambah mobilitas juga sudah mulai normal dan vaksin booster tidak jadi syarat perjalanan," kata Retno saat ditemui di RSUD Kota Bogor, Rabu (13/7). "Sehingga dengan varian baru tetap menular. Nah itu menaikan kasus, meskipun level dan tingkat keparahannya saat ini tidak seperti dulu, (alias) ringan," sambungnya. Menurutnya, berdasarkan hasil tracing yang dilakukannya, ada tiga klaster yang menyebabkan kasus Covid-19 di Kota Bogor mengalami kenaikan. Diantaranya, klaster dari luar kota, keluarga hingga kontak erat. "Ketiga klaster itu. Dan kemarin dia tertularnya ada riwayat luar kota dan luar negeri. (Tapi) Gejalanya ringan semua," ucap Retno. "Saat ini yang penting disiplin prokes dan booster," tandas Retno saat ditanya bagaimana mengantisipasi agar penularan kasus Covid-19 tidak terus meningkat. Sebelumnya, kasus Covid-19 di Kota Bogor kembali mengalami kenaikan saat ini. Kenaikan kasus positif baru itu tercatat mencapai hingga 150 persen. Hal itu pun diamini Plh Wali Kota Bogor, Dedie A Rachim. "Ya memang kondisi saat ini, perkembangan kasus Covid-19 di Kota Bogor mengalami kenaikan hampir 150 persen," kata pria yang saat ini menjabat sebagai Plh Wali Kota Bogor, Rabu (13/7). Kenaikan kasus Covid-19 di Kota Bogor sendiri mulai terjadi pada awal Juni 2022. Di mana, penambahan kasus baru mencapai 5 kasus perharinya. Kemudian, penambahan kasus baru bertambah hingga 10-15 kasus perharinya di pertengahan bulan Juni. Puncaknya, penambahan kasus positif baru bertambah hingga 77 kasus perharinya pada Selasa (12/7), kemarin. (rez)