METROPOLITAN.id - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) bogor mengajak para petani lewat kelompok tani (poktan) untuk mengasuransikan sawahnya. Langkah tersebut dilakukan untuk mengantisipasi dampak Kekeringan dan hal lain yang menyebabkan Gagal Panen. "Kalau antisipasi Kekeringan pastinya kita mengajak agar sawah petani diasuransikan. Karena kan kita belum ada waduk ya (untuk antisipasi teknis), tapi ke depan kita akan punya beberapa waduk," ujar Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan (Distanhorbun) Siti Nurianty, Rabu (24/8). Menurutnya, Asuransi penting tak hanya untuk mengantisipasi Gagal Panen akibat Kekeringan. Hal-hal lain seperti bencana hingga serangan hama juga penting diantisipasi. "Jadi toh kalau nanti terjadi Kekeringan, bencana, mereka Gagal Panen bisa mendapatkan Asuransi,," ungkapnya. Sejauh ini, Siti Nurianty mengaku belum ada sawah yang terdampak Kekeringan. Hanya saja, ada beberapa yang Gagal Panen akibat banjir bandang di Leuwiliang dan pimjahan serta serangan hama di sejumlah wilayah. "Belum ada (Gagal Panen akibat Kekeringan). Baru yang terdampak banjir dan hama kemarin. Karena di kita juga masih ada hujan," terang Siti Nurianty. Hingga saat ini, ia mengaky sudah lebih dari separuh sawah di Kabupaten bogor yang terdaftar Asuransi. Pihaknya juga terus mendorong agar seluruh lahan sawah bisa diasuransikan. "Tahun ini sudah 25 ribu hektare dari 40 ribuan hektare (sawah). Sudah setengahnya (ikut Asuransi). Insyaallah yang dengan risiko tinggi sudah masuk asuransinya," tandasnya. Sebelumnya, sebanyak 9 kelompok tani (poktan) dari berbagai wilayah di Kabupaten bogor mengajukan klaim Asuransi usaha tani padi (AUTP) lantaran Gagal Panen akibat sawah mereka diserang hama dan terdampak banjir. Total, ada 80,32 hektare sawah yang mendapat klaim Asuransi tersebut. Tiga kelompok tani berasal dari Kecamatan Jonggol, Kabupaten bogor. Total, 43,40 hektare sawah di beberapa desa terdampak hama blast dan tikus. Selanjutnya, empat kelompok tani yang mengajukan klaim asurasi berasal dari Kecamatan Pamijahan. Di sana, ada 19,3 hektare sawah yang terdampak banjir bandang beberapa waktu lalu. Sementara dua kelompok tani lainnya berasal dari Kecamatan Tanjungsari dan Sukamakmur. Di Tanjungsari, sawah seluas 7,22 hektare terdampak hama tikus. Sementara di Sukamakmur, ada 10,13 hektare sawah terdampak hama yang sama. Asuransi tersebut 80 persen berasal dari pemerintah pusat dan 20 persen dari APBD Kabupaten bogor. (fin)