Metropolitan.id - Liev Java adalah bagian dari salah satu grup orkestra pertama di Indonesia yang saat itu masih bernama Hindia Belanda, karena Liev Java baru dibentuk pada tahun 1918 yang didirikan oleh Soewardi. Grup ini tidak langsung bernama Liev Java saat pertama kali didirikan, saat itu Soewardi pertama kali memberi nama grup ini dengan nama Rukun Anggawe Santoso Orchestra sampai pada tahun 1923 mereka resmi berganti nama menjadi Liev Java.

Rachmat Kartolo & Orkes Keroncong Liev Java. foto : madrotter-treasure-hunt.blogspot.com Orkestra ini memiliki 2 divisi, yaitu Jazz dan Keroncong. Beberapa anggota dari grup ini adalah amatiran yang minim pengalaman, mereka memainkan berbagai alat musik seperti gitar, peluit, cello dan biola.
Saat itu Liev Java berlatih dirumah seorang musisi S. Abdullah yang berlokasi di Kampung Kepuh, Kemayoran, Jakarta yang saat itu masih bernama Batavia. Saat kolonial Belanda mendirikan NIROM pada tahun 1925, Liev Java mulai terdengar suaranya lewat radio dengan mengisi program Eastern Programe di stasiun radio NIROM.
Hal ini membuat nama Liev Java semakin populer di kuping masyarakat Jakarta saat itu bahkan sampai ke telinga masyarakat di luar jakarta. NIROM menggunakan lagu-lagu Liev Java sebagai pembuka siaran radio mereka sampai pada tahun 1937 orkestra ini keluar dari NIROM karena merasa kekayaan intelektual mereka terancam, lalu mereka bergabung ke stasiun radio saingan NIROM, yaitu Vereeniging voor Oostersche Radio Omroep atau VORO.
Mereka memainkan musik di radio setiap hari sabtu di VORO dan pada tahun 1930-an Hugo Dumas resmi memimpin orkestra ini. Pada tahun 1938, Lief Java menyelesaikan musik film pertamanya untuk film Tan's Fatima (1938).
Karena Roekiah adalah bintang utama Tan, band ini menandatangani kontrak untuk memproduksi musik untuk film-film berikutnya, seperti Gagak Item (1939) dan Siti Akbari (1940). Beberapa penyanyi orkestra seperti Kartolo dan Landouw memiliki pengalaman pertunjukan.
Orkestra juga melakukan tur. Perjalanan mereka tahun 1939 ke Kalimantan sukses besar.
Kelompok ini tidak berubah nama dari Lief Java menjadi Kireina Java pada masa pendudukan Jepang di Hindia Belanda. Mereka tampil di banyak acara, dan seiring waktu, lagu-lagu mereka menjadi lebih pro-Asia Timur.
Berbagai musisi di tanah air pernah masuk untuk menjadi bagian dari Liev Java, seperti Ismail Marzuki penyanyi yang dikenal banyak masyarakat Indonesia, lalu ada penyanyi tunanetra Annie Landouw dan pasangan suami istri pemain teater Kartolo dan Roekiah. Anggota lainnya adalah Hugo Dumas, Louish Koch, Zahirudin, Yahya, S. Abdoellah, Atjep, dan Miss Netty. (wikipedia/fauzan)