Rabu, 29 Maret 2023

Cerita Haru Kikin, Guru Ngaji yang Jadi Saksi Tewasnya Empat Murid saat Gempa Cianjur

- Selasa, 22 November 2022 | 17:05 WIB
Ahmad Kikin, seorang guru ngaji yang menyaksikan anak muridnya tertimpa reruntuhan terdampak gempa Cianjur. (Giffar/Metropolitan)
Ahmad Kikin, seorang guru ngaji yang menyaksikan anak muridnya tertimpa reruntuhan terdampak gempa Cianjur. (Giffar/Metropolitan)

Siang itu, Ahmad Kikin (39) memulai rutinitas mengajar anak-anak mengaji. Saat Asmaul Husna dibacakan sebelum dimulai pelajaran, tiba-tiba saja terjadi getaran hingga meruntuhkan bangunan. Tak kuasa ia menahan tangis saat melihat anak didiknya tertimpa reruntuhan.

Laporan : Giffar Rivana Pengalaman haru itu dialami seorang guru mengaji, Ahmad Kikin.

Ia enceritakan bagaimana ia menyaksikan detik-detik empat orang muridnya meregang nyawa saat gempa bumi di Kampung Cibeleng Hilir, Desa Cikansana, Kecamatan Gekbrong, Kabupaten Cianjur, Senin (21/11).

Saat ditemui Metropolitan id, Kang Ikin, sapaan akrabnya menceritakan bahwa ia baru akan memulai sekolah agama yang rutin dilakukan setiap hari.

Memasuki pukul 13.30 WIB, seperti biasa Kang Ikin mengarahkan anak-anak didiknya untuk membaca Asmaul Husna sebelum belajar dimulai.

Tak kurang dari 40 orang anak sedang belajar di Pondok Pesantren Izzuddin Al-Yasin binaan Kang Ikin itu. Kelas terbagi menjadi dua, 12 anak kelas enam SD belajar bersamanya.

Sisanya bersama Istri Kang Ikin. Ditengah lantunan nama-nama sifat sempurna Allah SWT, Kang Ikin mengambil penanya untuk melakukan absensi pada anak-anak didiknya.

"Tiba-tiba ada getaran, langsung gede, saya teriak semua keluar.

Pas sampai depan pintu, pintu seperti naik ke atas goyang banget," kata Kang Ikin kepada Metropolitan.id, Selasa (22/11).

Beruntung, Kang Ikin yang saat itu berlari ke arah pintu berhasil keluar dari getaran dahsyat.

Ia pun sampai terpental ke jalanan.

Tak lama kemudian, bangunan tempat anak-anak menimba ilmu runtuh dalam hitungan detik.

"Saya lihat ke arah bangunan, semua runtuh. Saya pikir semua anak-anak meninggal. Dari situ, saya tak ingat apa pun. Karena saya kaget dan syok hingga pingsan," tuturnya.

Sadar dirinya tak kuasa menahan tangis dan trauma, ketika melihat anak-anak didiknya tertimbun reruntuhan bangunan. "Pikiran saya gelap, saya sedikit sadar digotong warga ke tempat aman. Ketika sadar saya sudah di rumah sakit," ucapnya.

Halaman:

Editor: Ryan Milan

Tags

Terkini

X