METROPOLITAN.id - Wali Kota Solo yang juga putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi), Gibran Rakabuming Raka, dinilai lebih cocok jadi pengusaha ketimbang terjun ke dunia politik. Gibran memang langsung moncer setelah terjun ke dunia politik setelah masuk PDI Perjuangan dan memenangi Pilkada Solo 2020 dan jadi wali kota. Hal itu disampaikan pengamat politik Rocky Gerung seperti dikutip Suara.com dari akun youtube pribadinya Rocky Gerung Official, Sabtu 3 Desember 2022. Awalnya, Rocky Gerung menilai kaderisasi partai politik gagal. "Gibran mungkin lebih cocok jadi pengusaha tuh, daripada jadi wali kota Solo. Enggak cocok kira-kira mental menjadi wali kota, yang sebetulnya dipaksakan," kata Rocky Gerung. Menurutnya, Gibran terjun ke dunia politik karena dipaksakan. Sehingga keputusan Ketum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri memberikan tiket ke Gibran di Pilwakot Solo 2020 sempat membuat kader banteng di Solo terbelah dan membuat sebagian kader senior di sana kecewa. "Karena dipaksakan, maka mesti menyingkirkan kader yang lain," ujarnya. Rocky Gerung menilai terkait persoalan Gibran karena salahnya Megawati. Sebagai ketum partai terlama, Megawati disebut seharusnya bisa melihat kader senior, bukan langsung menunjuk Gibran yang karena putra Presiden. Padahal baru bergabung di partai. "Itu juga salahnya Megawati kenapa mengiyakan (Gibran), kan Megawati punya kemampuan untuk (bilang) enggak, Gibran bukan kader partai. Seharunya masuk partai dulu, mengalami pasang surut partai baru jadi kader atau tokoh atau kader PDIP," tandasnya. Gibran baru mendaftar menjadi anggota PDIP September 2019. Saat itu Gibran mendatangi kantor DPC PDIP Surakarta dengan membawa berkas-berkas sebagai syarat. Gibran juga pernah menyambangi kediaman Megawati di Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat. (sua/ryn)